GPOP-Berawal dari menawarkan jasa make up dan hair do (tata rambut) secara door to door sejak tahun 2015, kini Mardiana atau Diana sapaan akrabnya tak perlu lagi mengeluarkan banyak tenaga untuk menggaet calon client pengguna jasanya. Seorang make up artist atau kerap kali disebut MUA dengan jumlah 10.000 pengikut di Instagram kini sudah banyak dikenal orang.
Menginjak delapan tahunnya berprofesi sebagai seorang penata rias, Diana yang merupakan alumni SMKN 3 Palangka Raya mengaku bangga menjadi bagian dari keluarga besar sekolahnya. Profesi yang kini ia geluti berasal dari batu pijakan awal saat ia mengambil jurusan Tata Kecantikan di tahun 2010.
“Aku orangnya tomboy banget, tapi aku suka liat perempuan cantik. Makanya aku ambil jurusan tata kecantikan. Sebelum seperti sekarang, aku pernah bekerja di salon kemudian resign. Lalu mencoba menawarkan jasa make up dan hair do secara door to door. Saat itu aku berusia sekitar 19 tahun dan sempat bimbang mau lanjut kuliah apa kerja dulu,” ucap Diana.
Bersama temannya menawarkan jasa dari pintu ke pintu dan memasarkannya di halaman Facebook. Dalam sehari Diana bisa melayani 3 sampai 4 rumah dalam sehari. Mulai dari melayani make up penerima tamu, make up anggota keluarga, mewarnai rambut hingga smoothing rambut yang kala itu sedang naik daun. Saat itu biaya jasa make up dan hair do oleh Diana dipatok sebesar Rp50 ribu, sedangkan khusus make up pengantin mulai dari harga Rp800 ribu di tahun 2016.
Sebab kepiawaiannya melukis wajah sang client dan selalu mengupgrade ilmunya melalui kelas sertifikasi dan private make up kini @dianadiemua menaruh harga terkecil untuk jasa make up pengantin berkisar di angka Rp9,5 juta hingga Rp12 juta. Ia juga mengaku jasa make up yang ia rintis mulai semakin muncul ke permukaan setelah mengikuti kursus di Jakarta kali pertama di tahun 2017. Berkat ilmunya yang selalu terbaharui banyak orang yang teryakini bahwa skill yang terverifikasi itu memang punya nilai dan teknik yang juara.
“Waktu masih keliling door to door harga make-up keluarga atau acara gitu dipatok Rp50 aja, sedangkan wedding start from Rp800 ribu. Meledaknya jasa make-up aku itu sejak aku pertama kali ikut kursus di Jakarta sekitar tahun 2017. Sekarang kan banyak tuh teknik make-up yang beragam apalagi permintaan dari client yang macem-macem. Nah maka dari itu aku ambil kursus make-up. Selain untuk memperkaya ilmu juga biar skill make-up terus nambah dan berkembang. Jadi kalo client ada request make-up bisa kita wujudkan,” papar Alumni SMKN 3 Palangka Raya tahun 2013 ini.
Sempat menjajaki kakinya di SMKN 3 Palangka Raya dan mengambil jurusan Tata Kecantikan, Mardiana mengaku bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari sekolahnya. Ia membayangkan apa jadinya bila tidak masuk ke sekolah kejuruan kecantikan dan memiliki skill tata rias seperti saat ini.
“Kalo misalnya aku tiba-tiba ikut suami pindah ke Lamandau dari skill yang ada sejak SMK dulu, aku sudah siap. Karena dengan keterampilan yang aku punya sekarang pasti tetap bisa kerja dan dapat pemasukan. Meskipun aku bukan PNS tapi aku juga punya keterampilan misalnya teknik potong rambut, smoothing, rebonding. Apalagi kalo di kampung kan mungkin terbatas ya, jadi aku masih bisa kerja bahkan buka lapangan kerja buat orang lain,” tutur perempuan kelahiran Banyuwangi 7 April 1994 ini.
Saat dihubungi oleh Kalteng Pos dalam perjalanannya menuju Bukit Bamba untuk melukis di “kanvas” riasnya, @dianademua saat ini sedang dalam proses pembangunan studio make-up pribadinya. Diketahui perempuan berdarah Jawa ini masih sering hunting kursus make-up untuk terus mengupgrade skill tata riasnya agar bisa mewujudkan keinginan sang client. Apalagi diketahui hingga saat ini Diana telah melukis sekitar 3000 wajah clientnya dengan brush dan alat make-up yang ia miliki.(ayu/abw)