GPOP-BaZuzu berasal dari bahasa Banjar bajuju atau bejuju yang berarti sesuatu yang dipaksakan. Sedangkan Zuzu merupakan sapaan akrab pemiliknya yaitu Muhammad Zulfa Saputra. Selaras dengan makna bajuju dalam bahasa Banjar, Zulfa yang diketahui seorang mahasiswa akhir ini ternyata punya tekad yang cukup berani untuk memulai karya bisnis clothingnya ini. Berbekal pengalaman dan belajar mandiri ilmu tata busana secara otodidak pria yang jatuh cinta budaya ini akhirnya mantap melahirkan BaZuzu.id dengan tajuk #BerbenangBintik.
“Sesuai dengan namanya yaitu Bazuzu yang artinya sesuatu yang dipaksakan sebenarnya hal ini menggambarkan sosok aku. Jujur, aku sangat tertarik dalam dunia fashion designtapi aku belum dapat kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang ilmu tata busana. Sejauh ini aku berbekal pengalaman menjadi asisten fashion designer selebihnya belajar otodidak dan join kursus online,” jelas Zulfa saat ditemui tim G-Pop.
Menjunjung tinggi kain tradisional dan keindahan yang tertuang di dalamnya, Zulfa menginginkan ‘anak’nya ini lahir besar menjadi fashion pilihan generasi muda. Mengusung konsep ready to wear BaZuzu hadir dengan konsep desain yang elegan. Menurutnya BaZuzu ini layak menjadi pilihan dalam berbusana nomer satu ketika hendak berpenampilan formal maupun casual tanpa mengurangi nilai budaya dan keindahan kain tradisional Benang Bintik khas Kalteng.
Zulfa menambahkan ia sengaja menggunakan kombinasi Benang Bintik pada setiap hasil karyanya seagai bentuk cintanya kepada budaya Kalteng. Tentu jenis Benang Bintik yang digunakan oleh BaZuzu merupakan Benang Bintik yang asli ya!
“Semua koleksi BaZuzu ini selalu dikombinasikan dengan Benang Bintik asli. Aku ngambil bahannya dari pengrajin lokal batik khas Kalteng. Jadi sejak berdirinya BaZuzu pada Desember lalu sudah meluncurkan enam series koleksi busana dengan kombinasi Benang Bintik yaitu Balinga, Dandang Tingang, Alur Kahayan, Si Boelan, Iman Ku, Bakena dan tote bag Bahalap. Semua koleksi ini bisa di dapatkan di galeri Dekranasda Kalteng,” sebut pria kelahiran Desember.
Dibalik perjalanannya sebagai seorang perancang busana ‘dadakan’ yang kelak menempuh studi fashion designer ini, Zulfa masih giat mengembangkan skill yang dimiliki dengan mengikuti berbagai kompetisi. Yang terbaru adalah ia bersama hasil karyanya BaZuzu mendapat kesempatan dari KPw Bank Indonesia Kalteng untuk mewakili Kalimantan Tengah di tingkat nasional pada lomba desain busana muslimah ready to wear FESyar KTI Tahun 2022.
“Series Alur Kahayan berhasil tembus ke nasional mewakili Kalimantan Tengah pada lomba desain busana muslimah ready to wear FESyar di Kawasan Timur Indonesia tahun 2022. Alhamdulillah Alur Kahayan by BaZuzu ini berhasil masuk dalam barisan top 10,” cerita Zulfa dengan bangga.
Kenapa sih kok Zulfa kayaknya pengen banget jadi seorang fashion designer yang menggunakan kain tradisional khas Kalteng sebagai kombinsi utamanya?
“Aku tuh ingin budaya berpakaian dengan kain tradisional khas Kalteng ini jadi kebiasaan di masyarakat. Bisa dipake formal dan daily. Makanya aku banyak produksi outer yang bisa bikin looks terkesan lebih calm tapi tetap gagah dan elegan. Di samping itu pengen juga sih supaya generasi muda kaya aku bisa menghargai warisan budaya lokal ya salah satunya dengan menggunakan Benang Bintik. Sejauh ini hasil karyaku sering jadi rebutan ibu-ibu pejabat yang mampir ke Dekranasda Kalteng, nah justru aku maunya BaZuzu ini dipake sama anak muda. Oiya, bahkan pihak Dekranasda minta supaya aku taroh koleksi lagi tapi aku pending dulu, karena aku mau fokus di akademik sembari persiapan untuk show koleksi BaZuzu bersama instansi daerah Kalteng di Balikpapan di akhir Oktober 2023 ini,” tambahnya.
By the way koleksi BaZuzu dengan kombinasi Benang Bintik asli ini tergolong masih ramah di kantong remaja lho! Mulai dari 200-450 ribu udah bisa bawa pulang koleksi cantik dari BaZuzu. Kapan lagi kan bisa berpartisipasi #BerbenangBintik dengan mode pakaian kekinian?! Tenang.. kalo pengen yang lain ada juga kok tote bag dari kain perca Benang Bintik yang harganya murah meriah dan terjangkau buat segala kalangan.
“Untuk menjaga warisan budaya bisa mulai dari hal kecil dulu. Misalnya pake tote bag Bahalap series ini yang dibuat dari beragam kain perca Benang Bintik. Jadi selain unik penggunaan bahan daur ulang ini juga upaya mengurangi sampah tekstil,” sebut Zulfa yang saat ini sedang sibuk PPL di sekolah.
Nggak cuma merancang pakaian casual aja ternyata Zulfa juga menyediakan galeri rental busana untuk fashion show. Saat ini koleksinya sekitar 12 baju yang siap disewakan. Seluruh koleksi rentalnya ia rancang sendiri lho Pops! Dan sering kali digunakan meliuk oleh putra-putri Kalteng berprestasi di panggung bergengsi.
“Sekarang aku fokus rental busana fashon show. Kebanyakan busana ini aku rancang dan aku gunakan dulu buat fashion show. Kalo sekarang sih aku dari balik panggung aja. Kedepannya usai menyelesaikan pendidikan S1 mau lanjut sekolah fashion supaya punya label dan sertifikasi yang valid untuk menjadi seorang fashion designer,” tutupnya penuh harap. (ayu/abw)
111