GPOP-Patut diapresiasi nih, gerakan anak-anak muda yang peduli lingkungan. Pada momentum Hari Bumi pada 22 April, sekelompok anak-anak muda di Palangka Raya yang tergabung dalam Donasi Literasi (DL) turun lapangan melakukan aksi nyata untuk perubahan alam yang lebih baik.

Donasi Literasi yang sudah dilaksanakan rutin dalam setiap kesempatan, kini sudah sampai pada batch ke-13. Pas banget sama momentum Hari Bumi, tema pelaksanaan DL batch ke-13 mengusung tema “Ecologi Literasi”. Mereka melaksanaan aksi yang bertujuan sebagai literasi untuk menjaga lingkungan juga melakukan aksi nyata dengan melakukan penanaman pohon.

DL batch 13 dilaksanakan di Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya. Dilaksanakan selama dua hari. Pada Jumat (19/4) dilaksanakan penanaman pohon di bekas galian tambang pasir di wilayah Kahui. Dilanjutkan pada Sabtu (20/4) dengan kegiatan pembangunan pojok baca di wilayah Kahui, ecologi warior di SDN 2 Sei Gohong dan swamedikasi kepada masyarakat.

“Kami melakukan penanaman pohon di wilayah bekas galian pasir, untuk bibit disediakan oleh pihak Kahui sedangkan tim DL menyipkan relawan. Lebih dari 100 batang pohon ditanam yang diikuti oleh sekitar 30 relawan DL,” ucap ketua DL batch 13 Ricky Dwi Suhardi.

Ricky menyebut, dengan penanaman pohon di wilayah ini, harapannya dapat menjadi perubahan bagi lingkungan di sekitar. Lantaran, wilayah bekas galian pasir akan menggenang ketika hujan dan tanah pun terlihat gersang. Dengan aksi ini harapannya tanah tidak lagi gersang dan menjadi sarana edukasi literasi lingkungan bagi masyarakat.

“Di sini tentu peran anak muda sangat penting dalam menjaga bumi. Melakukan aksi perubahan untuk lingkungan lebih baik. Tidak hanya aksi tanam pohon saja, tim DL juga membangun pojok baca di aula terbuka serbaguna Kahui yang dilaksanakan pada Sabtu (20/4),” jelas pria kelahiran Pemalang, 10 Oktober 1998 ini.

Kegiatan dilanjutkan dengan ecologi warior yang menyasar anak-anak di SDN 2 Sei Gohong. Tim DL memberikan petualangan asyik kepada anak-anak di sekitar sekolah. Pada petualangan itu mereka mendapatkan edukasi tentang sampah. Cara emahami sampah organik dan non organik, masa penguraian sampah dan lainnya.

“Mereka diberikan challenge untuk memilah sampah organik dan anorganik,” tutup Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Jurusan Bahasa dan Seni, Universitas Palangka Raya ini. (abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter