GPOP-Generasi muda sebagai penerus bangsa, memiliki tanggung jawab moral untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa. Sayangnya, pengaruh globalisasi seringkali menggeser perhatian mereka pada budaya lokal.
Namun, Audra Elsarindy membuktikan bahwa masih ada harapan bagi pelestarian budaya Indonesia. ia memiliki kepedulian yang mendalam terhadap pelestarian warisan budaya lokal. Hal ini terlihat dari partisipasi dan antusiasmenya dalam mengikuti jelajah budaya yang diselenggarakan oleh Disparbudpora belum lama ini.
Jelajah budaya menjadi pengalaman berharga bagi Duta SMAGA Putri tahun 2023 ini. Ia merasa masih belum banyak explore mengenai cagar budaya yang ada di Kota Palangka Raya.
“Aku juga ingin berjelajah mengelilingi Palangka Raya untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan dan adat di sini,” ujarnya.
Jelajah budaya membuka banyak pengetahuan baru untuk para pesertanya. Mulai dari bagaimana suatu tempat itu bisa berkembang menjadi cagar budaya. Sampai, bagaimana pengelolaan cagar budaya yang sudah ada bertahun-tahun lamanya agar dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya.
Gaya baru dalam belajar dan mengenali sejarah ini terlihat lebih menyenangkan, seru dan menarik untuk siswa-siswi yang hadir. Diselenggarakannya Jelajah Budaya ini, jadi menambah wawasan dan pengetahuan mengenai warisan budaya.
“Sebagai generasi muda, seharusnya aku dan teman-teman yang lain paham mengenai budaya dan sejarah yang ada,” tambah sisiwi SMAN 3 Kota Palangka Raya ini.
Gadis kelahiran Kota Palangka Raya ini mengungkapkan, kunjungan yang paling berkesan untuknya adalah Rumah Tjilik Riwut. “Karena pengembangannya yang menarik (menjadi restoran sekaligus museum) membuat aku jadi penasaran dan ingin berkunjung lagi,” timpalnya yang terkesan dengan konsep tersebut.
Setelah mengikuti kegiatan ini, Audra semakin sadar pentingnya peran generasi muda dalam pelestarian warisan budaya. Melihat banyaknya warisan budaya lokal. Diharapkan anak muda bisa mewariskan dan turut peduli pada warisan budaya lokal, terlebih cagar budaya di Kota Palangka Raya dengan cara mempelajarinya.
“Jika tidak ada penerus dari anak muda, siapa lagi yang akan melestarikan budaya?. Mengingat visi Indonesia Emas 2045, tentunya kita berharap agar sampai kapanpun, warisan budaya di Indonesia, khususnya Kota Palangka Raya tidak akan punah,” jelas remaja yang merupakan anggota Parlemen Remaja tahun 2024 ini.
Jelajah budaya membuka wawasan, kalau ternyata warisan budaya itu tidak hanya yang sering kita dengar seperti rumah panggung, mandau, tulisan, dan sebagainya. Tetapi tugu, sandung, rumah jabatan pun termasuk warisan budaya yang memiliki nilai kisah historinya sendiri, dan tidak kalah menarik untuk didengarkan.
“Karena setiap pengalaman budaya adalah kesempatan berharga untuk lebih mengenal jati diri kita sebagai bagian dari bangsa yang kaya akan warisan budaya,” tegasnya.
Remaja yang mengidolakan Maudy Ayunda ini berharap agar warisan budaya dapat tetap hidup dan dikenal oleh generasi muda. Dengan dukungan dari pemerintah, komunitas, dan masyarakat, budaya dan sejarah kita dapat terus dilestarikan serta dipromosikan.
Pun dengan Muhammad Farel Al-Ghifari, siswa MAN Kota Palangka Raya menunjukkan antusiasme mengikuti kegiatan ini. Terlihat dari ia yang fokus mendengarkan materi dan bersemangat mengikuti kegiatan yang berlangsung selama dua hari.
Ia mengaku bahwa sebelum mengikuti kegiatan ini, ia belum banyak mengetahui tentang sejarah dan budaya Kota Palangka Raya. Namun, setelah mengikuti kegiatan ini ia mendapatkan pengetahuan baru mengenai kebudayaan di Kota Palangka Raya.
“Sebenarnya ikut jelajah budaya ini untuk menambah pengetahuan, mencari tau budaya dari suku asal sendiri jadi aku berwawasan lebih luas,” ujar Farel.
Setelah para peserta mengunjungi ke enam cagar budaya dan warisan budaya tak benda menurut siswa kelas sepuluh ini tempat paling berkesan adalah Tugu Tiang Pancang. Menurutnya, cagar budaya ini memiliki nilai lebih karena Kalimantan Tengah membuat wilayah sendiri setelah terpisah dari Kalimantan Selatan.
“Apalagi diresmikan oleh presiden pertama Indonesia dan disambut baik oleh warga Kalimantan Tengah,” beber anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Laki-laki kelahiran Palangka Raya ini mengingatkan kalangan anak muda untuk melestarikan dan menjaga budayanya sehingga tidak kalah dengan budaya luar. Menurutnya anak muda saat ini sering terpaku dengan budaya luar dan beberapa tidak mengetahui budaya sendiri. Sehingga ia berharap kalangan anak muda saat ini untuk lebih peduli dan menyukai sejarah budayanya masing-masing.
Setelah Farel melakukan kegiatan jelajah budaya kota Palangka Raya selama dua hari ia mengaku mendapatkan pengalaman, pengetahuan baru, dan bertemu banyak orang hebat. (*ian/*nad/abw)