GPOP-Menjadi pelestari budaya tidak harus mereka yang tampil di atas panggung dan tersorot kamera. Ada sosok luar biasa yang menjadi salah satu penentu suksenya sebuah tampilan. Ada pihak yang berjasa menjadikan penampilan penari tampak memukau dengan make-up dan kostum.

Owner Sawung Batarung, Ananta Nurudi Sawung sudah 11 tahun berkecimpung di bidang produksi kesenian, seperti alat musik, gaun etnik, baju tari, baju adat hingga properti tradisional Dayak. Menjalani usaha ini dengan berbagai tantangan hingga saat ini masih mendapat hati bagi masyarakat Kalteng, nasional hingga internasional.

“Sawung Batarung telah melayani kebutuhan masyarakat Kalteng, provinsi lain dan beberapa kali mendapatkan pesanan dari luar negeri,” katanya.

Biasa disapa Aan, mengaku bahwa waktu istirahat akan tersita karena harus membagi waktu sebagai karyawan BUMD di Kalteng, tetapi ia merasa bahwa berkarya membuat kostum-kostum adalah sebuah kebahagiaan dan kebanggaan bagi dirinya.

“Pembuatan busana tari daerah saat ini masih menjadi pesanan yang rutin diterima khususnya untuk sekolah-sekolah mulai dari TK hingga SMA, oleh karenanya kostum tari yang dibuat harus bersifat multifungsi untuk berbagai tarian umum yang ada di Kalteng. Ukuran baju yang dibuat all size dan dapat disesuaikan, sehingga dapat menyesuaikan ukuran penari yang bervariatif sehingga masa manfaatnya lebih lama dan lebih banyak,” jelas pria kalahiran Pulang Pisau, 2 Februari 1993 ini.

Umumnya pembuatan baju tari berkelompok 3-7 orang memakan waktu 2-3 minggu, tergantung design dan kerumitan busana. Jika ada request khusus dari konsumen, harga paket lengkap baju tari berkisar dari harga Rp2 hingga Rp2,5 juta. Namun ia selalu memberikan harga spesial serta bonus tertentu bagi sekolah yang memesan.

“Hal ini merupakan wujud dukungan kami kepada wadah generasi penerus bangsa dalam mempelajari dan melestarikan seni budaya Dayak,” tegas pria 31 tahun ini. (abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter