GPOP-Tidak dapat dipungkiri, di lingkungan sekitar kita masih banyak anak-anak muda yang nikah sebelum memiliki kematangan diri untuk siap menikah. Baik itu matang dari sisi mental atau siap dalam perekonomiannya. Saat ini, pemerintah gencar menyuarakan pencegahan stunting, salah satunya dengan pencegahan pernikahan usia anak.

Volunter Satgas PPA Kota Palangka Raya Widiya Kumala berpendapat bahwa pernikahan muda ada yang disebabkan oleh tradisi nikah muda dan pergaulan bebas. Meski sudah berkurang, ada beberapa kelompok masyarakat yang menikahkan anaknya di usia yang belum matang.

“Dampak dari pernikahan anak ini cukup banyak, yang paling sering terjadi itu perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pernikahan usia anak yang belum matang juga akan melahirkan anak stunting, mencegahnya yakni dengan stop pernikahan anak,” kata Yaya, sapaan akrabnya.

Yaya menyebut, kegagalan rumah tangga oleh anak-anak muda yang belum siap menikah paling parahnya berakhir pada perceraian. KDRT pun juga marak terjadi karena anak-anak muda yang belum siap menikah, mereka belum siap dari sisi psikisnya.

“Dalam menangani kasus ini kami bersinergi dengan UPT PPA Palangka Raya, karena korban-korban KDRT harus mendapatkan penanganan untuk mengembalikan psikologisnya, mereka harus membangun dirinya kembali, agar dapat melanjutkan kehidupannya,” jelasnya. (abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter