GPOP-Pecinta dan pengaggum Jejepangan kerap kali dilabeli sebagai orang-orang freak. Khalayak yang tergila-gila dengan hal berbau Jepang atau penikmat animanga diinpretasikan negatif, seperti wibu dan otaku. Sering kali dianggap freak (aneh) oleh lingkungan sekitar.
Berawal dari sebab tersebut lah, Komunitas Cosplayer Palangka Raya atau COPA berdiri untuk membangun rumah bagi sekelompok orang yang dianggap freak.
“Awalnya hanya sekumpulan mangaka, otaku dan penyuka make-up gothic dan lolita. Tapi semakin kesini semakin berkembang ke cosplay anime dan game. Tujuan awal COPA untuk menaungi teman-teman yang sering dicap aneh oleh sekitar, ” jelas salah satu pengurus COPA Vitrii Shinzui.
Fan page Cosplayer Palangka Raya di Facebook saat ini telah memiliki 1,8 ribu pengikut, tentu ini merupakan jumlah yang fantastis. Vitri sebagai salah satu pengurus COPA pun tak menyangka bisa tumbuh sebesar ini.
“Sejak 2008 hingga 2023, jumlah anggota grup sekitar 1200 orang yang berasal dari berbagai kabupaten/kota di Kalteng. Anggota termuda yaitu kelas 4 SD atau sekitar 10 tahun, dan yang paling senior menginjak usia 35 tahun dan masih aktif ngecosplay. Kalau melihat COPA sekarang, ya ngga menyangka aja bisa jadi besar seperti ini,” sambungnya.
Dengan adanya COPA dan antusiasme masyarakat terhadap even Jejepangan di Palangka Raya, Vitri sebagai salah satu pengurus COPA mengaku masih sulit mendapat sponsor untuk melaksanakan kegiatan, karena even Jejepangan khususnya cosplay masih dianggap sebelah mata.
“Even Jepang khusunya cosplay masih sering dianggap remeh oleh masyarakat, kadang juga ada yang bingung ini even apa. Ini jadi salah satu sebab kegiatan kami sulit dapat sponsor. Pernah ada parpol yang mau jadi sponsor, tapi kami tolak. Kami tidak mau ikut campur politik,” tutup Vitri perempuan Juara I even Coswalk Kalteng Pos Sabtu lalu. (ayu/abw)
75