GPOP-Profesi master of ceremony (MC) kini bukan cuma sekadar kerjaan, tapi udah jadi passion buat banyak orang yang hobi ngobrol dan bertemu orang baru. Jadi MC itu nggak sembarangan, loh! Ini bukan cuma soal bisa ngomong depan orang banyak, tapi juga soal komunikasi yang tepat, penguasaan panggung, dan kemampuan baca situasi.
Tapi yang menarik, jadi MC sekarang juga nggak cuma soal ngomong aja. Banyak MC yang sekarang juga punya hobi atau skill lain, seperti nyanyi atau main musik. Bayangin aja, nggak cuma bisa nge-host acara, tapi juga bisa ngasih hiburan tambahan! Gak heran kalau profesi ini makin digemari anak muda yang kreatif dan pengen terus berkembang.
Miss Nanda dan Pho Pho, seorang MC hitz yang sering tampil duel bareng di panggung, menjadikan profesinya sebagai MC tidak hanya sebagai pekerjaan utama lho!. Keren banget, Miss Nanda ternyata juga seorang penyanyi dan Pho Pho seorang perawat di rumah sakit (RS).
Arinda Primandari, pemilik nama lengkap Miss Nanda, memulai perjalanan karirnya sejak tahun 2011 lalu. Saat itu, perempuan dengan nama panggung Miss Nanda sedang menempuh studi di Salatiga dengan jurusan Komunikasi Broadcasting. Pengalaman kuliah di jurusan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teori, tetapi juga keterampilan praktis, seperti public speaking, yang langsung diterapkan dalam perjalanan karirnya sebagai MC.
“Dari kuliah, aku sudah mulai menerapkan ilmu-ilmu yang dipelajari, seperti public speaking. Itu bekal besar buat aku, karena dunia MC itu sangat mengandalkan komunikasi dan kemampuan berbicara di depan orang banyak,” jelas Miss Nanda.
Setelah menyelesaikan kuliah, perempuan kelahiran Palangka Raya ini memulai kiprahnya sebagai MC pada tahun 2016. Ia pernah mengisi acara di Jakarta dan Surabaya, dua kota besar yang menjadi saksi awal karirnya. Pada tahun 2017, ia kembali ke Palangka Raya, kampung halamannya, dan melanjutkan karirnya sebagai MC hingga saat ini.
Dari awal, Nanda merasa bahwa menjadi MC adalah panggilan hati. “Aku nggak cuma sekedar mencari pekerjaan, tapi ini memang passion aku. Dunia komunikasi dan bertemu banyak orang itu yang membuat aku merasa terhubung,” ungkap perempuan yang lahir pada 29 September 1992 ini.
Namun, di balik kesuksesannya, ada tantangan yang tidak sedikit ia hadapi. Salah satu yang cukup sering ia hadapi adalah soal harga. “Kadang, harga MC ditawar-tawar tanpa mempertimbangkan kesiapan kita. Padahal, untuk menjadi MC yang baik itu bukan hal yang mudah, butuh persiapan matang dan skill yang terus diasah,” keluh seorang penyanyi ini.
Miss Nanda memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan diri lebih luas. Lewat konten-konten yang sering ia unggah, ia berhasil membangun branding dirinya sebagai MC yang juga seorang penyanyi. Konten yang ia buat tidak hanya menunjukkan keahlian berbicara, tetapi juga memperkenalkan sisi lain dari dirinya yang memiliki kemampuan menyanyi.
“Konten itu penting banget untuk membangun personal branding. Aku pengen orang tahu kalau aku adalah MC dan juga penyanyi. Dengan konten, orang jadi lebih mengenal aku, bukan cuma dari satu sisi aja,” ujarnya.
Pun dengan Pho Pho, pemilk nama Topo Redianto juga tidak hanya menekuni profesi menjadi seorang MC. Ia seorang tenaga kesehatan lho, tepatnya seorang perawat di RS. Menjadi MC salah satu cara mengobati dirinya saat jenuh dengan dunia kesehatan.
Menjadi MC sebenernya emang hobi Pho Pho. Sejak duduk di bangku SMP dan SMA, ia udah punya kecintaan tersendiri terhadap dunia komunikasi. Kalau ada kerja kelompok, dia selalu jadi juru bicara, nggak cuma buat presentasi, tapi juga jadi pusat perhatian dengan gaya bicaranya yang percaya diri. Gak heran, kalau akhirnya dia bisa terjun ke dunia yang lebih besar, menjadi MC.
Cerita Php Pho sebagai MC dimulai saat SMA, di mana ia pertama kali memegang mic di acara pembubaran bimbingan belajar. Dari situlah ia ngerasa, “Kok enak ya bisa show off di depan orang dengan outfit yang beda-beda?” Mulai dari situ, dia mulai tertarik dan terus menekuni dunia MC.
Pada 2017, Pho Pho makin serius dalam karirnya. Dia mulai menetapkan price list dan terjun ke dunia wedding sebagai MC dengan bayaran profesional. “Pertama kali dapat rupiah dari pegang mic, rasanya tuh kayak, wow, ini beneran kerjaan yang aku suka!,” ceritanya dengan semangat.
Gak lama kemudian, dia juga gabung dengan wedding organizer (WO) selama 1,5 tahun buat belajar lebih dalam dan menggali ilmu jadi MC. Meskipun nggak punya sekolah khusus untuk jadi MC, pho Pho merasa ilmu yang ia dapatkan dari dunia keperawatan, khususnya dalam komunikasi terapeutik dengan pasien dan keluarga, sangat mendukung profesinya sebagai MC.
“Sebagai perawat, komunikasi itu kunci banget. Itu yang ngebantu aku ngobrol dengan orang lain, dan memahami perasaan mereka, bikin interaksi lebih dekat,” ujar pria kelahiran Kota Palangka Raya ini.
Untuk mengasah kemampuan public speaking-nya, pria 32 tahun ini lebih banyak eksplorasi di lapangan dan belajar lewat YouTube. “Jadi, emang harus banyak latihan dan coba langsung di acara-acara biar skill-nya makin terasah,” katanya.
Meski banyak hal positif yang dia nikmati dari jadi MC, seperti bisa jadi tempat healing dari stres pekerjaan sebagai perawat, ada juga beberapa tantangan. Salah satunya, soal pembayaran yang sering telat atau campur tangan keluarga klien yang bikin ribet.
“Untuk membangun branding diri, aku menciptakan identitas yang unik, Pho Pho. MC multicultural yang fleksibel dan selalu tampil beda dengan outfit yang disesuaikan sama tema acara. Gue harus jadi fashionista di setiap acara, outfit tuh jadi bagian dari show yang nggak boleh kalah penting,” jelas pria yang lahir pada 18 Agustus 1992 ini.
Selain itu, dia juga rajin melakukan follow-up dengan upload hasil kerjanya di media sosial seperti Instagram dan TikTok, biar orang-orang semakin kenal dengan dirinya sebagai MC profesional. (abw)