GPOP-Busana etnik Kalimantan Tengah (Kalteng) kini semakin mendapat tempat di hati masyarakat, tidak terkecuali di kalangan anak muda. Perpaduan antara desain modern dengan unsur etnik Dayak menjadikan busana tradisional ini semakin menarik dan relevan dengan perkembangan zaman.
Desainer lokal Kalteng Ananta Nurudi Sawung, melalui koleksi Sawung Batarung berhasil menggabungkan ukiran etnik dengan payet serta swarovski modern, menghasilkan busana yang elegan namun tetap memancarkan kekayaan budaya lokal.
Desain yang dihasilkan tidak hanya sekadar estetika, tetapi juga sarat makna. Motif-motif khas Kalteng yang digunakan dalam setiap rancangan memiliki filosofi mendalam yang menjadi semangat hidup masyarakat Dayak.
“Kami berupaya agar desain kami tidak hanya indah, tetapi juga mencerminkan karakter pemakainya,” ujar Aan, owner Sawung Batarung Collection saat diwawancara G-Pop Kalteng Pos, Selasa (10/9).
Di tengah gempuran mode modern, desainer busana etnik Kalteng menghadapi berbagai tantangan, mulai dari mencari keseimbangan perpaduan warna hingga menciptakan inovasi baru tanpa meninggalkan ciri khas etnik lokal.
Warna-warna khas seperti bahandang, bahenda, baputi, babilem dan bahujau tetap menjadi elemen penting dalam setiap desain.
“Kami yakin perpaduan bahan dan warna yang tepat menarik perhatian generasi muda,” tambah pria yang hobi berolahraga ini.
Melalui karya-karyanya, Sawung Batarung Collection berharap dapat meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap kekayaan budaya Bumi Tambu Bungai. Selain itu dapat mempromosikan keindahan dan keunikan busana etnik Dayak ke kancah nasional bahkan internasional.
Aan juga aktif mencari literatur dan mengikuti workshop untuk terus memperbarui dan mengembangkan desain mereka agar tetap relevan dan autentik.
Dengan dedikasi yang tinggi terhadap pelestarian budaya, busana etnik Kalteng kini tidak hanya sekadar pakaian, tetapi juga media promosi budaya yang diharapkan dapat menarik wisatawan untuk lebih mengenal dan mencintai Bumi Tambun Bungai. (rah/abw)