GPOP-Gemuruh modernisasi yang sedang terjadi, tidak menjadi penghalang bagi seni tari tradisional untuk tetap memancarkan pesonanya sebagai jendela kearifan lokal dan penjaga identitas bangsa. Jihan Salwa Hasanah, menjadi salah satu gadis yang ada dalam barisan sebagai penjaga pesona seni tari tradisional tersebut. Ia merupakan seorang penari tradisional berbakat asal Kalimantan Tengah.

“Tari tradisional bagi saya bukan hanya bentuk ekspresi seni, tapi juga cara untuk menjaga dan meneruskan warisan budaya yang begitu kaya,” katanya.

Gadis yang berusia 20 tahun ini menuturkan bahwa kecintaannya pada seni tari, mulai tumbuh sejak ia berusia lima tahun. Berawal dari kesadaran orang tuanyanya ketika melihat ketertarikannya pada seni.

Namun, layaknya perjalanan hidup yang berliku, perempuan yang akrab disapa Jihan ini sempat meninggalkan dunia tari di usia delapan tahun. Rasa cinta akan seni tari itu hadir kembali dengan lebih dalam dan sadar, ketika ia bergabung dengan Sanggar Seni Betang Batarung pada usia 15 tahun.

“Di sanalah saya mulai memahami filosofi gerakan, dan menemukan bahwa menari bukan hanya soal menghafal langkah. Tetapi tentang rasa, jiwa, dan identitas budaya,” ungkapnya lugas.

Makna tari bagi perempuan berparas ayu ini adalah bahasa jiwa, cara untuk menyampaikan rasa, cerita, dan budaya tanpa harus mengucapkan kata. “Tari bukan hanya gerakan indah, tapi bentuk pengabdian pada warisan leluhur dan wujud cinta saya pada Indonesia,” jelasnya.

Jika dibandingkan dengan tari yang lebih modern, Jihan lebih menyukai tari tradisional, karena di setiap gerakannya mengandung filosofi dan cerita yang mendalam.

Selain tarian tradisional khas Kalimantan Tengah, perempuan yang punya hobi jalan-jalan ini juga mempelajari tarian tradisional dari daerah lain di Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa setiap tarian membawanya pada pemahaman yang lebih dalam tentang keragaman budaya Indonesia dan memperkaya perjalanannya sebagai seorang penari.

Inspirasi serta dorongan awal untuk menjadi seorang penari yang berbakat dan berdedikasi tinggi datang dari sang ibu. Semangat tersebut juga dikobarkan oleh ketua sanggarnya, kak Tris Sofia, yang mengajarkan makna di balik tarian.

Tarian Dadas dari Dayak Maanyan menjadi salah satu tarian tradisional favorit gadis yang berzodiak gemini ini. Ia menceritakan bahwa tarian tersebut memiliki keunikan yang sangat khas, dengan gerakan yang energik dan penuh makna.

“Tarian ini mencerminkan keberanian, kebanggan dan kearifan lokal suku Dayak Maanyan,” tegas Jihan.

Tak disangka, kecintaannya pada menari mengantarkannya pada segudang pengalaman berharga. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika ia berkesempatan tampil di luar daerah dan memperkenalkan budaya Kalimantan Tengah kepada masyarakat luas. Dan terpilih menjadi Duta Budaya Indonesia tahun 2024.

Dalam menyambut hari tari sedunia, perempuan yang memiliki senyuman manis ini melihat tantangan terbesar dalam pelestarian tari tradisional yakni dalam menjaga relevansinya di tengah arus modernisasi.

Menurutnya, cara terbaik untuk menarik minat generasi muda dalam melestarikan seni tradisional khas Indonesia adalah dengan menyajikannya secara menarik tanpa menghilangkan esensinya. Selain itu kita juga dapat memanfaatkan media sosial, dan menumbuhkan rasa bangga akan identitas budaya tradisional Indonesia.

“Saya berharap generasi muda dapat tetap menjaga rasa cinta terhadap warisan budaya dan melihatnya sebagai bagian dari identitas yang perlu dibanggakan dan dilestarikan,” timpalnya.

Pada tanggal 29 April nanti yang akan diperingati sebagai hari tari sedunia, Jihan berharap agar seni tari tradisional di Indonesia dapat terus hidup dan berkembang seiring waktu. Pengingat dan harapan ini ditujukan kepada semua lapisan masyarakat Indonesia. Hari Tari Sedunia diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap tari tradisional, sekaligus memperkuat identitas budaya bangsa Indonesia.

“Mari kita jangan hanya menjadi penonton budaya kita sendiri, tetapi juga pelaku yang turut menjaga dan mengembangkan seni ini agar tetap hidup dan relevan di masa depan,” tutupnya penuh harap.(*ian/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter