anisa wahdah GPOP-Permainan rakyat jadi salah satu highlight seru di Manggatang Fest 2024. Di tengah gempuran era modern, permainan tradisional yang mulai jarang kelihatan ini jadi ajang nostalgia sekaligus pengingat buat anak-anak muda Kalteng. Apalagi, nggak sedikit yang bahkan belum pernah tahu permainan-permainan khas daerah mereka sendiri.
Menurut Gregorius Putera Kusuma, anak muda punya peran penting buat ngejaga permainan rakyat supaya nggak hilang ditelan zaman. “Kita ini agen pelestarian budaya. Jangan sampai permainan rakyat cuma jadi cerita masa lalu,” tegas cowok kelahiran 19 November 2001 ini.
Caranya? Gregorius menyarankan buat memperkuat literasi budaya, memperluas wawasan, dan makin mengenal keunikan budaya di Bumi Tambun Bungai. “Kita harus ikut aktif, langsung atau nggak langsung, ngenalin budaya Kalteng ke masyarakat luas,” tambahnya.
Di Manggatang Fest, ia sempat memainkan balogo, permainan tradisional khas Kalteng yang unik banget. Permainan ini asalnya dari kata logo, yaitu semacam kepingan kecil yang harus dijatuhkan pakai logo lawan.
“Logo ini dibuat dari tempurung kelapa, terus ditempelin bahan kayak aspal atau dempul biar berat dan kuat. Ukurannya sekitar 5-7 cm dengan tebal 1-2 cm,” jelasnya.
Balogo punya filosofi mendalam, lho. Permainan ini ngajarin tentang kecermatan dan ketelitian buat ngebidik target.
Selain balogo, pria yang lahir pada 19 November 2001 ini juga cerita soal permainan rakyat Kalteng lainnya yang nggak kalah seru. Ada sepak sawut, semacam sepak bola ekstrem yang pake bola dari serabut kelapa tua. Bola ini dilumuri minyak tanah dan dibakar. Siap-siap adrenalinnya naik, ya!
Terus ada juga habayang atau bagasing, permainan klasik pakai gasing tradisional. Ini salah satu contoh kearifan lokal yang masih punya tempat di hati masyarakat Kalteng.
Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta ini ngajak semua anak muda buat menjaga keberagaman budaya dan kearifan lokal di Kalteng. “Manggatang utus Itah Dayak Mamut Menteng Isen Mulang jite penyangku!,” tutupnya penuh semangat. (abw)
