GPOP-Untuk menjaga pelestarian sejarah dan budaya hendaknya dimulai dari sosok anak muda sebagai generasi penerus yang akan menjaga warisan sejarah dan budaya di daerahnya. Bersamaan dengan hal tersebut Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kaltengsel bersama Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Kalteng menggelar perjalanan mengenal warisan budaya dengan tema Jelajah Budaya 2023 yang diikuti oleh 70 peserta siswa SMA/sederajat se-Kalteng.
Sebagai agen pelestari sejarah dan budaya di Kalteng, puluhan siswa diajak berkunjung ke sejumlah lokasi cagar budaya di Kota Palangka Raya. Mulai dari Rumah Tua Sei Gohong, Huma Tugu Tuah, Huma Dimetrius Runjan, Rumah Tjilik Riwut, Tugu Tiang Pancang atau Tugu Soekarno, dan Sandung Ngabe Anom Sukah. Selain itu peserta jelajah budaya juga diajak untuk menengok proses pembuatan kuliner khas Dayak yaitu wadi patin di salah satu rumah kediaman pelaku UMKM di Kelurahan Banturung.
“Kegiatan jelajah budaya ini diikuti oleh siswa dari berbagai SMA/sederajat yang ada di Kalteng totalnya sekitar 70 peserta. Tujuan jelajah kali ini untuk mengenalkan kepada anak-anak warisan budaya yang ada di daerah kita. Selain itu ini bentuk apresiasi kepada pelajar untuk membangun interaksi langsung dengan warisan budaya,” ungkap Kepala BPK Wilayah XIII Kaltengsel Muslimin AR Effendy usai menyaksikan atraksi lawang sakepeng saat tiba Rumah Tua Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu pada Minggu (26/11) lalu.
Pihaknya menegaskan bahwa konsep pelestarian tidak hanya dibebankan kepada pemerintah saja. Namun juga kepada masyarakat dan generasi muda yang turut andil melestarikan sejarah dan kebudayaan.
“Objek cagar budaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan harus didukung bersama. Melalui kunjungan ini sebagai bagian dari upaya kita untuk meningkatkan daya gerak dalam rangka perlindungan kebudayaan,” tambahnya.
Selain berkunjung dan belajar langsung ke objek cagar budaya, peserta jelajah budaya juga disuguhi dengan permainan tradisional yaitu balogo dan gasing yang dipratikkan oleh warga setempat. Pelestarian permainan tradisional juga menjadi aspek penting, mengingat kuatnya pengaruh paparan teknologi saat ini. Anak muda yang tetap bermain mainan tradisional, maka semakin besar potensi untuk mengembangkan dan melestarikannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Hasna Nabila salah sau peserta jelajah budaya dari SMAN 2 Kasongan yang mengaku senang ketika mendapat kesempatan untuk berkunjung ke objek cagar budaya. Menurutnya ini adalah pengalaman kali pertamanya bisa mengenal dan mengetahui peristiwa yang terjadi dibalik objek yang ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah Kota Palangka Raya. Ia mengatakan bahwa kegiatan jelajah budaya ini selain untuk belajar sejarah dan budaya juga momen berwisata yang mengesankan baginya. (oas/abw)