GPOP-Keberagaman suatu hal yang tak dapat dielakkan dari kehidupan di muka bumi ini, termasuk agama dan spiritual. Sejak dini, seseorang perlu dikenalkan dan ditanamkan sikap toleransi. PAUD Golden Christian School (GCS) Palangka Raya mengajak anak didiknya berkunjung ke Vihara Avalokitesvara dan melihat tempat ibadah umat Buddha serta budaya Tingkok.

Menginjakkan kaki di Vihara Avalokitesvara yang terletak di Jalan Tjilik Riwut kilometer 9,5 Palangka Raya memiliki kesan yang nyaman dan indah. Pagi itu, Rabu (7/2) cuaca mendung dan udara yang sejuk membuat suasana semakin syahdu. Bagunan Vihara yang khas dengan ornamen Budha dan pernak-pernik Tahun Baru Imlek, menambah pesona dan kesan yang indah menyegarkan mata.

Memasuki Vihara, terlihat banyak langkah kaki-kali kecil yang berlarian dengan riang gembira, bercanda dan tertawa. Mereka adalah murid PAUD Golden Christian School (GCS) Palangka Raya yang berkunjung di vihara. Nampak anak-anak dengan baju berwarna merah, sangat bersemangat melihat suasana baru yang berbeda.

Diarahkan duduk rapi, Ketua Majelis Budayana Indonesia Kota Palangka Raya Koh Apin bercerita tentang Tahun Baru Imlek atau tahun baru China. Imlek merupakan momen untuk berkumpul bersama keluarga. Imlek adalah tahun baru suku Tionghoa, tidak memandang agama.

“Kami berterima kasih karena telah kedatangan anak-anak dan memberikan pengetahuan kepada mereka. Mudah-mudahan, budaya Tinghoa tetap lestari dan anak-anak semakin paham tentang budaya. Sebab Imlek ini adalah perayaan tersebesar suku Tionghoa. Semoga di tahun Naga 2024 lebih baik dari sebelumnya,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah PAUD Golden School Ester Lambok Simbolon mengatakan, ada 180 murid yang ikut pada acara hari ini. Acara ini rutin dilakukan setiap tahun dengan tujuan menghargai berbagai agama yang ada di Indonesia.

“Dengan adanya kunjungan ini, mereka akan tahu agama yang ada di Indonesia salah satunya Buddha. Mereka akan dikenalkan dengan tempat ibadah dan budayanya. Mereka bisa mengerti dan menghargai, bukan hanya agama yang mereka anut saja. Begitu juga dengan agama lain, contohnya saat Idul Fitri kami adakan bazar di sekolah,” ucapnya kepada tim G-Pop.

Nilai toleransi beragama, lanjut Ester, menjadi poin utama yang ingin ditanamkan melalui kunjungan ini. Sehingga nantinya anak-anak bisa mengimplementasikan di kelas dan lingkungan sekitar. Ia juga menyampaikan terima kasih karena kunjungan tersebut telah diterima dengan baik dan ramah.

“Sehingga anak-anak mendapatkan wawaswan dan pengetahuan tentang agama-agama lain yang ada di Indonesia, agar toleransi beragama lebih terbina,” kata dia.

Nih, momen yang ditunggu-tunggu. Setelah rangkaian acara di dalam vihara selesai, anak-anak sudah disambut Barongsai Singa Emas. Sebelumnya, anak-anak telah diberikan satu angpao yang nantinya menjadi makanan Barongsai ketika atraksi.

Gemuruh musik khas pengiring Barongsai telah terdengar dari para pemain musik. Menandakan bahwa pertunjukkan akan segera dimulai. Anak-anak telah berkumpul dan memegang angpao mereka masing-masing. Saat Barongsai mulai menunjukkan aksinya, terlihat beberapa dari mereka ada yang merasa takut, karena ini merupakan pengalaman pertama bagi mereka.

Sebagian anak lainnya nampak digendong oleh ayah mereka masing-masing agar bisa melihat Barongsai dengan jelas tanpa terlindung oleh murid yang lain. Di sela-sela pertunjukan, Barongsai menundukkan dirinya agar anak-anak bisa memasukkan angpao ke dalam mulutnya. Ada dua Barongsai yang tampil saat itu, yakni Fat San dengan ciri warna hijau memiliki dua titik di kepala serta Hok San berwarna kuning dengan satu titik di kepala.

Salah satu orang tua murid Awong Ganda menyambut baik kegiatan ini untuk mengajarkan anak-anak tentang toleransi serta menunjukkan kebersamaan antarumat beragama, sehingga yang hadir di sana memahami dan mengetahui manfaat toleransi.

“Ini merupakan salah satu kegiatan untuk menyambut Imlek. Saya berharap tahun baru Imlek yang bertepatan dengan tahun politik ini agar tetap terjalin rasa persaudaraan dan persatuan antarumat beragama serta anak-anak generasi penerus, khususnya di Kalteng,” tukasnya. (*/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter