GPOP-Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, penerus yang akan mengemban cita-cita para pendiri negara. Di era modern ini, semangat juang yang pernah menyala di medan perang harus tetap hidup dalam hati dan jiwa setiap anak muda Indonesia.

Kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata oleh para pahlawan, bukanlah warisan yang bisa dianggap remeh. Ini adalah tanggung jawab yang harus dijaga dan dipertahankan dengan penuh kesadaran.

Mempertahankan kemerdekaan tidak lagi berarti angkat senjata, tetapi dengan terus berjuang melalui prestasi, kreativitas, dan kontribusi positif bagi bangsa. Anak muda harus menyadari bahwa mereka adalah agen perubahan yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Melalui pendidikan, inovasi, dan kerja keras, anak muda dapat membangun Indonesia yang lebih kuat dan mandiri. Dalam era globalisasi yang penuh tantangan ini, semangat pantang menyerah dan rasa cinta tanah air harus terus dikobarkan.

Dengan demikian, mereka bukan hanya mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh, tetapi juga mengisi kemerdekaan dengan karya-karya nyata yang membawa kemajuan bagi negeri.

Setiap langkah yang diambil oleh generasi muda adalah bentuk nyata dari perjuangan untuk menjaga kedaulatan dan kehormatan bangsa. Mereka harus terus bergerak maju, menginspirasi, dan menjadi contoh bagi generasi berikutnya, memastikan bahwa kemerdekaan Indonesia akan tetap kokoh dan abadi, tidak hanya dalam sejarah, tetapi juga dalam jiwa dan tindakan setiap warga negara.

Chaime Weizmann Andreas Awan, seorang siswa berprestasi dari SMAN 1 Palangka Raya, mendefinisikan kemerdekaan sebagai kebebasan menyeluruh dari penindasan dan penjajahan. Kemerdekaan memungkinkan individu untuk mengungkapkan pendapat secara bebas dalam berbagai konteks, baik formal maupun non-formal.

Dalam upayanya memanfaatkan kemerdekaan secara positif, Chem sapaan akrabnya, juga aktif menggunakan media sosial sebagai alat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan digitalnya.

Selain itu, ia berperan penting sebagai pasukan pengibar bendera pusaka pada tahun 2023 di Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, yang menegaskan komitmennya terhadap pengabdian dan penghormatan kepada bangsa.

Chem juga menyadari tantangan besar yang dihadapi generasi muda dalam mempertahankan kemerdekaan di era digital saat ini.

“Terutama dalam hal menyaring informasi yang beredar di media sosial,” ujar Chem saat diwawancara G-Pop Kalteng Pos, Senin (5/8).

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Chem mengajak pemuda untuk meningkatkan kemampuan literasi digital, sehingga mereka dapat membedakan informasi yang benar dari hoax. Ia melihat teknologi, seperti live streaming upacara HUT Kemerdekaan RI, sebagai sarana penting untuk menjaga semangat kebangsaan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam perayaan kemerdekaan.

Dalam usaha menghargai jasa para pahlawan, Chem menunjukkan rasa hormatnya dengan mengikuti upacara bendera secara khidmat.

“Terutama saat mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan mendalam,” tambah pemuda yang hobi membaca komik ini.

Ia juga berkomitmen untuk menyebarkan informasi tentang sejarah kemerdekaan guna mengedukasi generasi muda. Pemuda ini mengagumi Ki Hajar Dewantara atas kontribusinya yang signifikan dalam bidang pendidikan, dan hal ini menginspirasi dirinya untuk berjuang keras mencapai cita-cita.

Dengan tekad yang kuat, Chem akan belajar lebih giat dan berkontribusi lebih besar bagi keluarga, sekolah, kota, provinsi, dan negara, sebagai bagian dari upayanya untuk terus menjaga dan memperjuangkan kemerdekaan yang telah diperoleh.

Pun dengan Jenny Aila Sinta, yang akrab disapa Sinta, adalah siswa berprestasi dari SMAN 1 Palangka Raya. Lahir di Palangka Raya pada 24 Juni 2007, Sinta memiliki cita-cita menjadi seorang polisi wanita (Polwan). Sinta juga menonjol dalam aktivitas patriotik sebagai anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka).

Sinta mengikuti Paskibraka dengan tujuan membanggakan kedua orang tuanya dan memperoleh kesempatan langka menjadi pasukan pengibar bendera pusaka di Kota Palangka Raya.

“Saya mengikuti Paskibraka untuk membanggakan orang tua dan memperoleh peluang menjadi pasukan pengibar bendera di Palangka Raya,” ujar Sinta saat diwawancara G-Pop.

Pengalaman di Paskibraka sangat berharga bagi Sinta, karena membentuk karakter, patriotisme, kedisiplinan, serta keteladanan dan kekompakan.

“Pengalaman di Paskibra dapat membentuk individu yang lebih patriotis, disiplin dan memiliki rasa kebangsaan yang kuat,” tambah siswa kelas XII ini

Untuk persiapan fisik, Sinta melakukan latihan yang menggabungkan kardio dan penguatan otot, seperti lari dan push up. Selain itu, perencanaan jadwal, keterlibatan guru, orang tua, dan pihak sekolah sangat membantu menjaga keseimbangan antara latihan Paskibra dan kegiatan akademis.

“Dengan strategi ini, saya dapat menjaga keseimbangan antara latihan dan kegiatan akademis,” kata perempuan yang hobi menonton drakor ini.

Sinta juga menjelaskan pentingnya wawasan kebangsaan bagi seorang anggota Paskibraka. Menurutnya, wawasan kebangsaan berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, menghargai perbedaan, dan mendorong kerukunan serta kemajemukan dalam masyarakat.

Momen yang paling berkesan bagi Sinta adalah ketika mengibarkan bendera merah putih di Kantor Wali Kota Palangka Raya.

“Saya bangga bisa mengibarkan bendera merah putih di Kantor Wali Kota Palangka Raya,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Sinta juga memiliki pandangan mendalam tentang bendera merah putih. Baginya, warna merah melambangkan keberanian dan warna putih melambangkan kesucian.

“Merah artinya berani dan putih artinya suci,” jelas perempuan yang bercita-cita menjadi Polwan ini.

Maksud dari penggunaan warna ini adalah bangsa Indonesia memiliki keberanian dalam melawan penjajah. Adapun warna putih adalah lambang kesucian dan ketulusan hati rakyat Indonesia untuk membela dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai generasi muda, Sinta melihat bendera merah putih sebagai identitas nasional yang menyatukan perbedaan. Merah putih merupakan salah satu identitas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bendera Merah Putih telah ada sejak zaman dahulu serta sangat berperan dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Hingga akhirnya bendera merah putih dikukuhkan sebagai bendera kebangsaan sekaligus identitas nasional yang mengintegrasikan semua perbedaan yang ada.

Dengan semangat dan dedikasi yang kuat, Sinta berkomitmen untuk terus menjaga semangat kebangsaan dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. (rah/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter