GPOP-Pemilih pemula yang didominasi pelajar dan mahasiswa dengan rentang usia 17 hingga 21 tahun (Generasi Z) kerap kali memiliki pemikiran yang rasional dan menginginkan lebih banyak perubahan. Kesadaran politik menjadi poin penting dalam partisipasi pemilihan umum (Pemilu). Namun, pemilih pemula masih belum memiliki pengalaman politik dalam menghadapi pemilu seperti kelompok lainnya, sehingga saat mereka menentukan pilihan cenderung tidak stabil atau berubah-ubah sesuai dengan referensi atau informasi yang diterima.
Bila dilihat populiasinya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palangka Raya Joko Anggoro menjelaskan pemilih pemula di Kota Palangka Raya cukup besar yakni 23,32 persen. (lihat tabel). Pemilih pemula kerap kali menjadi sasaran oleh peserta pemilu, tidak hanya calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) saja, namun juga oleh partai politik dan calon anggota legislatif. Kendati demikian, berkaitan dengan antusiasme pemilih pemula dalam keikutsertaannya pada pemilu 2024, belum dapat terlihat. Hal tersebut baru akan diketahui setelah pelaksanaan pemilu, yakni dalam tahap evaluasi.
“Kita belum bisa melihat antusiamenya bagaimana, itu baru bisa dilihat nanti setelah pemilu. Setelah itu kami akan evaluasi pelaksanaannya, bagaimana partisipasi mereka. Kita terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pemilih pemula agar mereka berpartisipasi melakukan pencoblosan di 14 Februari mendatang,” ujarnya.
Joko menuturkan, pihaknya telah berupaya melakukan sosialisasi secara rutin ke berbagai sekolah maupun universitas di Kota Palangka Raya. Hanya saja pada dasarnya para pemilih pemula belum bisa menentukan sikap apakah nanti akan memilih atau tidak. Namun yang pasti, mereka menunjukkan sikap antusias untuk punya rasa ingin tahu.
“Selama ini, pemilih pemula yang tidak pergi ke TPS karena mereka belum paham bagaimana proses pemilihannya. Untuk itu kami gencar melakukan sosialisasi agar mereka paham bagaimana prosesnya. Harapan kita mereka bisa datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilih mereka,” tandasnya.
Berdasarkan klasifikasi generasi dalam DPT Kota Palangka Raya, Gen Z yang lahir tahun 1997-2012 sebanyak 23,32 persen atau 49.311 jiwa. Sementara itu, generasi milenial yang lahir tahun 1981-1996 sebanyak 37,71 persen atau 79.728 jiwa. Agar mereka tidak golput, lanjut Joko, pihaknya mengingatkan bahwa saat ini masyarakat sedang berada dalam proses memilih pemimpin-pemimpin untuk lima tahun ke depan.
“Kalau kita tidak berkontribusi terkait hal ini, maka kita akan menerima risikonya ketika mereka (pemilih pemula, red) bersikap apatis, golput dan tidak mau memilih. Seperti contohnya tiba-tiba biaya kuliah mahal, biaya makan atau operasional sehari-hari mereka mahal, dan BBM menjadi mahal. Maka dari itu kita harus menggunakan hak pilih untuk dapat menentukan Indonesia di masa depan,” jelasnya.
Saat ini para pemilih pemula sangat mudah untuk mendapatkan akses informasi di era digitalisasi dan kemajuan teknologi. Mereka bisa mengakses informasi mengenai calon presiden dan wakil presiden, maupun calon anggota legislatif. Ketika mereka sudah mendapatkan informasi yang cukup, maka mereka akan bisa menentukan pilihan. Ketua KPU Palangka Raya memberikan beberapa tips pemilu 2024 bagi pemilih pemula.
“Pesta demokrasi ini lima tahun sekali. Harapannya teman-teman pemilih pemula, generasi Z, itu bisa menyalurkan hak pilihnya ke TPS tanggal 14 Februari. Dengan begitu mereka berhasil menentukan masa depan bangsa. Setidaknya mereka berkontribusi terhadap kepemimpinan Indonesia ke depannya. Jadilah pemilih yang cerdas dan bertanggung jawab. Satu suara sangatlah berharga,” tutupnya. (ovi/abw)