GPOP-Anak-anak Kalimantan Tengah (Kalteng) terus eksis. Mereka terus menunjukkan kebolehannya dalam berkompetisi bersama anak-anak daerah lain. Belum lama ini, sekelompok pelajar dari Tim SMPS Hamparan 2, Kecamatan Telawang, Sampit sukses mengikuti ajang National Applied Science Project Olympiad (NASPO) yang diadakan oleh Derpatemen Ilmu Aktuaria, Institut Tekologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) pada 19 hingga 23 Desember 2023, di Graha ITS Surabaya.
Mereka yakni Dea Pramaysela dan Aullya Nur Salsabila, dengan bimbingan guru mereka Alfiathu Nur Rochimah, memamerkan inovasi berupa jamu kelakai sebagai penambah darah. Selain untuk obat, produk yang mereka cetuskan ini juga memiliki potensi kewirausahaan di sekolah itu.
“Perlombaan ini merupakan jalan untuk mengembangkan minat, bakat, dan potensi siswa-siswi di sekolah saya, terutama pada bidang IPA. Saya juga berusaha mendorong mereka agar bisa menginovasikan keanekaragaman hayati daerah menjadi produk bernilai jual dan guna,” kata Alfiathu, guru biologi lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dipaparkan oleh Alfiathu, sebenarnya jamu kelakai yang dilombakan adalah gagasan adiwiyata tahun 2021 yang telah dirancang bersama siswanya yang sudah lulus. Namun, karena butuh beberapa sentuhan dan penyempurnaan, akhirnya dibentuk tim baru untuk menindaklanjutinya.
Di perlombaan NASPO, Tim SMPS Hamparan 2 mengambil tema functional food. Tema ini diartikan inovasi makanan yang memiliki nilai jual dan guna. Sebenarnya masih banyak tema lain dalam perlombaan ini, seperti TIK, ekonomi, sosial, dan inovasi alam. Setelah melalui penjurian yang sangat ketat dan mendebarkan, akhirnya putri daerah Sampit ini mendapatkan medali perak.
Menurut Alfiathu, keberhasilannya ini tidak lepas dari beragam tantangan dan kendala. Di antaranya anak-anak yang harus meluangkan menulis dan latihan di tengah padatnya pembelajaran, turun dan naikya semangat, pencarian bahan untuk pameran yang tidak tersedia di kebun sawit, ditambah lagi kondisi guru pembimbing yang memiliki balita. Namun, semua itu tidak membuat Alfiathu menyerah, dirinya justru kian semangat dan produktif.
“Prestasi ini menjadi pembuktian bahwa sekolah yang terpencil dan jauh dari kota tidak kalah kualitasnya dengan sekolah di luar. Kita hanya perlu berusaha dan berdoa kepada Allah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMPS Hamparan 2, Agus Kushendar sangat bangga dan memberikan respons positif atas pencapaian ini. Tak lupa, dia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada siswa dan guru yang telah berjuang mempersiapkan semua selama hampir dua bulan.
“Medali perak ini adalah prestasi di bidang keilmiahan pertama yang didapatkan oleh SMPS Hamparan 2. Saya berharap ke depannya anak-anak dan para guru di sekolah kami akan semakin produktif dan kreatif dalam berkarya, sehingga mampu mewujudkan pendidikan Kalteng yang berkualitas,” tutupnya.
Dea Pramaysela dan Aullya Nur Salsabila mengaku bangga dengan capaian ini, karena usaha yang dilaksanakannya membuahkan hasil dan bisa membawa nama sekolah ke ajang nasional.
“Rasanya senang sekali mendapatkan medali perak. Selain mendapatkan prestasi, saya juga mengenal banyak teman. Saya juga membawa pulang pengalaman yang mungkin tidak didapatkan orang lain,” tutur Dea dan Aullya. (abw)
111