GPOP-Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) adalah perhimpunan alumni delegasi program pertukaran dan kapal pemuda Indonesia. PCMI Kalteng merupakan organisasi kepemudaan Kalimantan Tengah yang mengumpulkan para alumni pertukaran pemuda antarnegara dari program programnya Kemenpora.

Di Kalteng, tidak sedikit anak-anak muda di Kalteng yang menjadi alumni pertukaran pemuda antarnegara. Ketua Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Kalteng periode 2022-2025 Destri Ayu Angela, mengatakan bahwa berdirinya PCMI ini sebagai wadah bagi para alumni pertukaran pemuda antarnegara untuk berkumpul, berkolaborasi, dan mengembangkan potensi diri mereka dalam kontribusi sosial kepada masyarakat luas.

“PCMI Nasional didirikan sejak tahun 1977, kemudian organisasi ini tersebar ke semua provinsi yang ada di Indonesia. Khususnya provinsi yang ada Diaspora dan sudah pernah ikut program pertukaran pemuda yang diselenggarakan oleh Diaspora,” katanya saat dibincangi G-Pop Kalteng, Senin (11/11).

Beberapa alumni yang mengikuti program pertukaran pemuda antarnegara antaranya program
Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP), Indonesia–Korea Youth Exchange Program (IKYEP), Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program (SSEAYP) dan berbagai program pertukaran pemuda lainnya.

Menurut perempuan kelahiran Kota Palangka Raya ini, delegasi dari Kalteng tiap tahunnya terlihat sangat aktif dan selalu dapat kesempatan dari Kemenpora untuk ikut berbagai program pertukaran pemuda antarnegara. Biasanya setiap tahun, ada dua hingga tiga orang delegasi Kalteng yang dapat mengikuti program pertukaran pemuda ke luar negeri.

“Tahun 2023 lalu ada dua delegasi asal Kalteng yang mendapatkan kesempatan mengikuti program pertukaran pemuda ke Australia dan Singapura,” jelasnya.

Selain ke Australia dan Singapura, para delegasi dari Kalteng juga pernah dikirim ke Korea, Jepang, Kanada, India, Tiongkok, dan Malaysia. Perempuan yang mempunyai hobi menyanyi ini mengungkapkan kalau Ia sendiri pernah mengikuti program Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) ke Korea Selatan pada tahun 2019.

Program pertukaran pemuda yang Ia jalani berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Terdiri dari dua minggu untuk kegiatan di Indonesia dan dua minggu fase kegiatan di Korea Selatan.

“Di sana aku belajar banyak hal, seperti culture yang ada di Korea Selatan. Aku juga sempat terpilih menjadi Assisten Youth Leader, yakni pemimpin untuk delegasi perempuan,” ucapnya sambil tersenyum.

Perempuan yang merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara ini menjelaskan bahwa PCMI juga hadir untuk membantu dalam menyelenggarakan seleksi para pemuda yang kemudian akan dipilih menjadi delegasi dari Bumi Tambun Bungai.

“Seleksi ini di lakukan dengan cukup ketat agar nantinya yang akan pergi sebagai delegasi asal Kalteng adalah yang terbaik berdasarkan hasil seleksi. Namun, keputusan mengenai pengiriman delegasi itu tetap berdasarkan atas keputusan Kemenpora,” bebernya.

Setelah seleksi akan diberikan pembinaan (training) yang bertujuan untuk menguatkan keilmuan dan pengetahuan para delegasi sebelum benar-benar di kirim ke luar negeri. Training ini berisi tentang penguatan pengetahuan tentang Indonesia ataupun negara yang akan mereka tuju.

“Pembekalan untuk menunjang skill kepemimpinan mereka dan pelatihan sesuai dengan tema program pertukaran pemuda pada tahun itu,” jawabnya.

Selain itu, mereka juga diberikan pembekalan tentang budaya serta wisata Indonesia, nantinya akan mereka presentasikan saat program pertukaran pemuda berlangsung. Biasanya saat program pertukaran ini juga akan dilakukan kunjungan-kunjungan ke Kementerian ataupun ke Kedutaan Besar.

“Program pertukaran pemuda ini terbuka untuk siapapun yang memang memenuhi syarat dan ketentuan,” tegasnya.

Meskipun kegiatan pertukaran pemuda ini menjadi impian untuk banyak pemuda di seluruh Indonesia, dalam pelaksanaannya masih terdapat tantangan. Yakni kesiapan mental dan fisik, manajemen waktu, serta kemampuan beradaptasi dengan budaya yang berbeda.

Berkat pengalamannya sebagai delegasi pertukaran pemuda, perempuan kelahiran tahun 1996 ini memahami betul manfaat dari program ini bagi para pemuda. Ia percaya bahwa program pertukaran pemuda dapat membuka cakrawala berpikir, memperkaya wawasan, dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

“Program ini juga dapat memperluas jaringan dan membuka peluang untuk berkolaborasi dengan para pemuda dari berbagai negara,” jelas perempuan 28 tahun ini. (*ian/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter