GPOP-pendidikan tinggi menjadi salah satu kunci untuk membuka peluang dan mencapai cita-cita besar. Bagi banyak anak muda, kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri bukan hanya soal mendapatkan gelar, tetapi juga soal pengalaman, pengetahuan, dan jaringan yang bisa memperluas wawasan.

Namun, perjalanan ini tidak pernah mudah. Bagi mereka yang memiliki tekad kuat, beasiswa bisa menjadi pintu yang membuka dunia. Beasiswa menjadi harapan dan jalan bagi banyak anak muda untuk mewujudkan impian besar.

Meraih beasiswa bukanlah hal yang mudah. Persaingan sangat ketat, dan hanya yang terbaik yang akan berhasil. Selain prestasi akademik yang luar biasa, para calon penerima beasiswa juga dituntut untuk memiliki kemampuan berorganisasi, pengalaman sosial, dan inisiatif tinggi.

Tidak jarang, mereka harus melewati serangkaian proses seleksi yang ketat, mulai dari tes akademik, wawancara, hingga membuat esai atau video yang menunjukkan visi dan motivasi mereka.

Indra Wahyu, pemuda Dayak yang berasal dari pelosok Kalimantan Tengah (Kalteng) berhasil mewujudkan mimpinya menapakkan kaki ke luar negeri untuk menempuh pendidikan yang diimpikan.

“Mimpi itu menjadikan saya fokus belajar, meningkatkan skill, portofolio bagus, ikut lomba di berbagai tingkatakn, mulai dari dari kampus, kota, provinsi, nasional maupun tingkat internasional,” kata pria yang lahir di Desa Mangkatip, Kabupaten Barito Selatan ini.

Sebelumnya ia relatif aktif di ruang internasional menjadi pembicara di seminar internasional dan beberapa lomba-lomba internasional bersifat daring. “Saya ingin merasakan eksposure internasional,” singkatnya.

Saat itu ia mencari-cari program beasiswa di Instagram dan menemukan postingan program Schoters Young Leader Exchange (STYLE) oleh Ruangguru ke Singapura. “Program ini menarik karena berkolaborasi dengan cast Clash of Champions yang lagi viral Sandy dan Axel,” ungkap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Sandy dan Axel merupakan peserta program game show Indonesia yakni Clash of Champions oleh Ruangguru dan mahasiswa double major Computer Science dan Mathematics dari National University of Singapore (NUS).

Lantaran antusias orang-orang yang ingin bertemu dengan Sandy dan Axel membuat pendaftar program ini membludak hingga 7.794 pendaftar. Sementara, pendaftaran ini hanya dibuka sekitar 3 sampai 7 hari.

“Apalagi saat itu perdana STYLE berkolaborasi dengan Clash of Champion ada Sandy dan Axel, mungkin saya juga akan ikut viral seperti mereka,” tegas laki-laki kelahiran tahun 2002 ini.

Program ini membuka ketiga negara yakni Singapura, Jepang dan Korea Selatan. Visi program STYLE ini untuk menjadi calon pemimpin muda agar anak-anak di Indonesia dari daerah mampu merasakan kuliah di kampus terbaik dunia.

Indra melalui seleksi dari mulai tes administrasi dan tes wawancara. Selain melalui kedua proses tersebut ia juga membuat video berdurasi satu menit berisikan mimpi yang ingin diraih lalu bagaimana program STYLE dapat membantu meraih mimpinya.

Dari ribuan orang yang mendaftar, 11 orang terpilih untuk di wawancarai sekitar 30 menit. “Dari 11 orang ini saya terpilih untuk mendapatkan beasiswa ke Singapura,” tutur mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan ini.

Menurutnya Singapura negara Asia yang maju karena negara ini menjadi negara pendapatan yang paling tinggi. “Negara keren kecil namun raksasa dalam hal ekonomi,” tambahnya.

Selain itu Singapura juga menjadi negara yang memiliki dua kampus top Global University yakni National University of Singapore (NUS) dan Nanyang Technological University (NTU).

Program ini di laksanakan kurang selama 3-4 hari. “Akhirnya melalui program STYLE ini terwujud lah satu wishlist saya ditahun ini,” ungkap Indra.

Di sana ia mendapatkan relasi baru dengan pihak program STYLE, Ruangguru serta mendapatkan teman baru dari Indonesia dan Singapura. Selain mendapatkan relasi dan teman baru, ia dapat merasakan belajar di universitas top 8 di dunia.

Setelah sampai di Singapura mereka belajar di NUS menjadi seorang entrepreneur. Belajar membangun bisnis membuat bisnis berdampak kepada pembangunan keberlanjutan dan berdampak bagi masyarakat.

“Tapi memberikan benefit bagi kita sendiri, dan itu adalah modal untuk saya kedepannya bisa menjadi entrepreneur di bidang kesehatan atau bidang lainnya jadi cakupan ilmunya menjadi lebih luas,” ucap laki-laki yang pernah meraih juara dua Duta Bahasa Kalimantan Tengah tahun 2023.

Selain berkuliah gratis di luar negeri dan mendapatkan banyak benefit lainnya, ia juga berkewajiban aktif di Instagram @schoters.exchange. Alhasil dari aktif di Instagram ini menghasilkan peningkatkan popularitasnya, sehingga ia memiliki ide membuat konten untuk membagikan pengalaman mengikuti program tersebut.

Benefit yang didapatkan dari program STYLE ini yakni tiket pesawat, akomodasi, transportasi, makan, asuransi perjalanan, tour leader, campus tour, campus workshop, 7 sertifikat intenasional, dan exclusive merchandise.

“Saya bisa berkolaborasi dengan mahasiswa NUS dan bisa membangun jejaring internasional,” beber laki-laki dengan hobi olahraga ini.

Ia berencana untuk mengambil program master di luar negeri setelah lulus sarjana dan bekerja. Indra berpesan apapun latar belakang pelajar dan mahasiswa selama memiliki mimpi dan tujuan untuk capai mimpi itu dengan keinginan dari hati dan jalanlan dengan sebaik-baiknya.

“Terus tetap berjuang, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk bisa diraih,” pungkasnya. (nad/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter