GPOP-Cake Hope, salah satu toko kue yang menyediakan paket di hari valentine. Toko kue yang terletak di Jalan Sangga Buana 1 ini cukup ramai pemesan. Sang empunya, Nona Sari Sibagariang mengaku, menjelang hari valentine tokonya sudah banyak menerima pesanan kue. “Biasanya kalau hari ini valentine seperti ini dari sebelum harinya sampai setelah hari valentine itu masih ramai mereka pesan kue untuk valentine,” katanya, Rabu (14/2).
Menurut penuturannya, toko kue miliknya hampir selalu sama setiap hari-hari besar. Umumnya pembeli akan ramai di hari-hari tersebut. “Kalau untuk valentine ini kami sediakan flower and cake box. Dengan biaya Rp220 ribu sudah dapat paket lengkap dengan box, bunga, serta kue dengan tatanan bento di dalamnya,” kata
Harga kue di toko ini cukup beragam, harga standar mulai dari Rp100 ribu hingga Rp120 ribu. Namun bisa juga bertambah tergantung request dari pembeli. Di sini ada brownies dan pudding, tapi tidak ready setiap hari.
“Kami pemasarannya banyak di online, karena letak tokonya di dalam dan jalannya juga sepi,” ucapnya.
Meskipun demikian ia bersyukur sejauh ini tokonya hampir tidak pernah sepi dan selalu ada pembeli. Disebutkan olehnya jika pada hari biasa pemesan mencapai 20 hingga 40 kue bisa terjual. Bahkan tidak jarang juga 50 sampai 60 kue. Sedangkan pada hari-hari besar umumnya orderan kue juga meningkat dari biasanya.
“Untuk hari ini (Rabu,red) ada 30 pesanan kue, kemudian yang di stok di kulkas sudah habis 40 kue,” ungkapnya.
Untuk jenis kue yang lebih banyak diminati oleh pembeli pada umumnya kue sponge coklat. Sekalipun kue jenis lainnya juga ada, kue ini lebih tinggi peminatnya. Sebagai seorang pembuat kue ia juga mengaku jika terkadang cukup kesulitan dengan request dari para customer.
“Yang susah itu menggambar, karena itu cukup susah dan bisa memakan waktu dua hingga tiga jam pengerjaan,” katanya.
Untuk bahan-bahan kue ia memilih membeli di Banjarmasin. “Harganya lebih murah di sana daripada di sini. Jadi setiap dua minggu sekali saya stok bahan kue,” ucapnya.
Menurutnya ia bisa saja membeli di Palangka Raya tanpa harus ke Banjarmasin, namun jika ia membeli dalam jumlah banyak tentu akan lebih murah di Banjarmasin daripada di Palangka Raya.
Toko kue yang ia bangun seorang diri tersebut sudah hampir berusia dua tahun. Ia seorang perantau dari Sumatera untuk menempuh pendidikan di Universitas Palangka Raya Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
“Setelah lulus kuliah, saya sempat bekerja di tempat lain, akhirnya memilih resign dan bertekad untuk mulai membuka usaha sendiri,” katanya.
Perempuan 23 tahun ini telah memiliki empat karyawan di tokonya. Ia mengaku telah memiliki