GPOP-Generasi muda merupakan pilar pelestari bahasa, baik itu bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau bahasa daerah sebagai identitas dan budaya. Peran anak muda tidak hanya dalam menuturkannya saja, tetapi dedikasinya untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke warga asing.

Cohyo Muthi, pemuda Bumi Tambun Bungai telah berdedikasi sebagai pegiat bahasa Indonesia, memiliki misi mulia untuk mengenalkan bahasa Indonesia kepada warga asing. Sebagai seorang pengajar bahasa Indonesia untuk penutur asing, Cohyo nggak hanya fokus mengajarkan kosakata dan tata bahasa, tapi juga berupaya memperkenalkan kekayaan budaya daerah Indonesia terlebih di Kalteng.

Dengan sabar dan penuh semangat, Hyo, sapaanya, membantu warga asing memahami dan berbicara dalam bahasa Indonesia. Hyo percaya bahwa penguasaan bahasa Indonesia oleh warga asing akan membuka pintu untuk mereka memahami dan mencintai kebudayaan Indonesia.

Melalui perannya sebagai pengajar, pria kelahiran Sampit 5 Agustus ini  membawa Indonesia lebih dekat dengan dunia. Cohyo Muthi dipercaya menjadi Ketua Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA), karena pengalamannya ngajar bahasa Indonesia buat penutur asing. Sejak terpilih jadi Duta Bahasa Kalteng 2020, ia makin semangat ngajarin bahasa Indonesia buat penutur asing.

“Selain jadi hobi dan passionku, ngajar udah jadi bagian hidupku sejak masih kuliah, apalagi di bidang bahasa,” kata Hyo saat dibincangi G-Pop Kalteng Pos, Senin (2/9).

Ngajarin bahasa Indonesia buat orang asing juga jadi pengalaman yang menarik buat Hyo, karena bisa ngenalin bahasa Indonesia ke dunia internasional biar lebih dikenal. Berdasarkan pengalaman internasionalnya sejak 2018, ia sering banget kerja bareng penutur asing.

“Pada tahun 2023, aku dipercaya jadi ketua APPBIPA Kalteng, Kami ngajarin bahasa Indonesia dan budaya Kalteng buat penutur asing yang tertarik buat belajar dan mengenal bahasa Indonesia,” kata Hyo.

Alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UPR ini mengaku, dalam mengajarkan bahasa Indonesia, ia memperkenalkan dasar bahasa Indonesia dan budaya Kalteng bagi pemula. Modul dan materi yang digunakan berdasarkan modul BIPA daring dari Kemdikbud, tapi pengajarannya disesuaikan dengan tujuan belajar penutur asing.

“Misalnya, buat ngenal budaya Indonesia, mulai kerja, atau berkeluarga di Indonesia,” ucap pria dengan hobi mengajar dan menonton film ini.

Sistem pengajarannya ada dua metode, yaitu luring dan daring. Pengajaran luring buat yang ada di Kota Palangka Raya. Biasanya penutur asing ini belajar di universitas atau kerja di Palangka Raya. Sementara yang daring buat penutur asing yang pengin belajar bahasa Indonesia tapi belum bisa datang ke Indonesia atau Kalimantan Tengah. Jadi, walaupun mereka dari berbagai belahan dunia, tetap bisa ikutan belajar lewat daring. Mereka belajar bahasa Indonesia biasanya buat studi, kerja atau keperluan pribadi.

“Dari pengalaman aku, beberapa penutur asing lanjutin studi di Indonesia, jadi mereka ingin belajar bahasa Indonesia karena tuntutan studi di sekolah atau universitas,” tambah Hyo yang saat ini bekerja di Good Forest Indonesia.

Selain itu, banyak juga penutur asing yang punya karier di Kalimantan Tengah, jadi mereka perlu belajar bahasa Indonesia dan budaya lokal. Ada juga yang belajar karena punya pasangan, teman, atau kenalan di Indonesia, biar komunikasinya makin lancar.

“Sejak 2020, aku udah mulai sering terlibat dalam kegiatan literasi. Beberapa kegiatan buat ningkatin bahasa Indonesia, pelestarian bahasa daerah, serta penguasaan bahasa asing buat generasi muda Kalimantan Tengah,” jelasnya. (abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter