GPOP-Lembaga pendidikan di tingkat sekolah tidak hanya mengajarkan ilmu akademik kepada para peserta didiknya. Upaya menumbuhkan cinta budaya dan melestarikannya juga menjadi bagian dari tugas lembaga pendidikan. Enggak salah kan kalau di sekolah ada mata pelajaran kesenian dibarengi dengan ekstrakurikuler seni atau duta seni dan budaya.

Yups, SMAN 1 (Smansa) Palangka Raya tentu sudah menerapkan upaya-upaya pelestarian budaya kepada anak-anak didiknya. Upaya yang dilakukan yakni mengenalkan peserta didik dengan budaya asli dari Kalimantan Tengah. Hal ini dilakukan dengan mengintegrasikannya pada pelaksanaan kegiatan P5, mapel PKWU dan juga mapel sejarah.

“Dengan mengenalkan budaya asli akan membuat peserta didik tidak merasa asing dengan  budayanya sendiri,” kata Kepala Smansa Palangka Raya Arbusin.

Upaya kedua dengan menerapkan dan mengaplikasikan berbagai budaya asli dalam kegiatan dan program sekolah, sehingga siswa tidak hanya mengenal tetapi mereka juga punya kesempatan untuk menyalurkan kesukaannya pada seni budaya Kalteng.

“Kami sudah mengadakan kegiatan rutin tahunan yakni SMANSA ART yang di dalamnya diperlombakan berbagai kesenian. Tujuannya untuk melestarikan kebudayaan daerah, selain itu penggunaan pakaian daerah pada hari tertentu. Termasuk pemilihan tema pada kegiatan P5 dan mapel PKWU serta sejarah yang di dalamnya berisi kebudayaan,” jelasnya.

Memang, lanjutnya, perlu menumbuhkan rasa cinta budaya kepada anak-anak sekolah, dengan cara membuat anak-anak berpikir bahwa budaya lokal itu keren, budaya lokal itu gak kuno, budaya lokal itu asik, sehingga mereka akan tetap merasa nyaman dan pede menggunakan budaya lokal.

“Meski demikian, di Kalteng ini hidup berdampingan dengan berbagai suku dan budaya, perlu menanamkan rasa hormat dan menghargai budaya lain, pun melakukan filter dan memilah mana yang baik dan mana yang tidak. Tentunya hal ini haruslah mendapatkan bimbingan dan arahan dari orang tua termasuk di sekolah,” tegasnya.

Smansa memiliki program untuk melestarikan budaya Kalteng dengan kegiatan SMANSA ART dan penggunaan bahasa Dayak pada beberapa even dan acara.

“Sekolah juga memberikan fasilitas lebih yakni ekstrakulikuler tarian daerah yang membuat mereka bisa tetap eksis dan bersaing,” tutupnya. (muhajir/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter