GPOP-Berdasarkan laporan State of Mobile 2024 yang diterbitkan Data.ai, masyarakat Indonesia tercatat sebagai pengguna ponsel dan tablet terlama di dunia. Survei yang dilaporkan oleh Data.ai dilakukan di antara pengguna ponsel dan tablet yang menjalankan sistem operasi Android, tidak termasuk iOS.
Berdasarkan data sepuluh teratas, rata-rata pengguna gadget melebihi laporan tahun 2023, yaitu lebih dari 5 jam. Sedangkan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang masyarakatnya rata-rata menggunakan smartphone lebih dari enam jam sehari.
Sementara negara lain seperti Thailand, Argentina, Arab Saudi dan Brazil menghabiskan 5 jam sehari untuk itu. Di sisi lain, Data.ai juga menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia menduduki peringkat ke-5 pengguna yang paling sering mengunduh aplikasi sepanjang tahun 2023 atau setara dengan 7,56 miliar kali.
Psikolog Gerry Olvina Faz mengatakan bahwa pascapandemi Covid-19, masyarakat bisa kembali melakukan rutinitas di luar ruangan. Meski sebagian aktivitas yang dilakukan secara virtual selama pandemi pun masih masif dilakukan. Hal tersebut masih dilakukan karena memiliki nilai efisiensi dan efektivitas.
“Meningkatnya penggunaan gadget dan internet disebabkan juga oleh beberapa aktivitas yang saat pandemi hanya bisa dilakukan jarak jauh seperti pertemuan daring. Apalagi harga internet yang terjangkau dan jaringan yang luas sehingga pengguna semakin banyak,” sebutnya.
Berdasarkan paparan data menyebutkan bahwa rata-rata penduduk dunia menggunakan 30% waktunya perhari untuk bermain HP. Menariknya negara Indonesia yang berada di urutan pertama sebagai pengguna HP terlama di dunia versi Good Stats menghabiskan 5 jam 39 menit perhari menggunakan HP.
“HP dan internet itu seperti mata pisau. Sometimes bisa melukai diri sendiri atau orang lain dari penggunaannya, 30 persen dalam sehari atau setara degan lima jam waktu yang digunakan untuk bermain HP menurut saya ini cukup besar. Orang-orang pekerja pengguna internet pun tidak terus menerus karena pekerjaan di Indonesia ini di ranah praktikal seperti guru, polisi atau nakes yang tidak membutuhkan HP saat bekerja,” sambung Gerry.
Indonesia akan menghadapi generasi emas pada 2045 mendatang. Akan lebih banyak orang dengan usia produktif dibanding anak-anak dan manula. Sehingga bisa dipastikan dalam 20 tahun ke depan peningkatan penggunaan HP dan internet semakin naik.
“Secara statistik anak-anak saat ini yang akan menjadi generasi emas di 2045 mengangkat penggunan HP lima5 jam dalam sehari. Padahal di usia ini anak-anak harus banyak belajar, eksplore dan melakukan pengembangan diri. Dapat dipastikan penggunaan HP mencapai lima jam dalam sehari ini tidak digunakan di ranah produktif,” ucapnya.
Penggunaan HP pada anak-anak bisa dilakukan dengan pengawasan dari orang tua. Pun saat ini beberapa aplikasi hiburan telah menyediakan fitur screen time yang akan membatasi penggunanya sesuai durasi yang ditentukan.
Lalu bagaimana dengan orang dewasa yang sudah punya kendali penuh atas dirinya?
Meurut Gerry manusia harus menciptakan self regulation atau upaya untuk mengkontrol dirinya sendiri. Jika screen time anak-anak masih berada di bawah kontrol orang tua, maka orang dewasa sepenuhnya mengatur dirinya sendiri.
“Kalo manusia nggak punya self regulation dalam dirinya, maka HP itu akan membuat manusia menghindar dan tenggelam ponsel dan internet. Screen time pada orang dewasa bisa ter-distract oleh notifikasi yang muncul sehingga tanpa sadar larut menggunakan HP. Mencari hiburan dan lari sebentar dari dunia nyata boleh saja, asal tak mengabaikan prioritas dalam 24 jamnya,” sambung dosen IAIN Palangka Raya ini.
Jika diperhatikan penggunaan HP dan internet use kini semakin memudahkan manusia sehari-hari. Contohnya seperti aplikasi Halodoc yang memberikan suatu aksesbilitas bagi orang-orang yang berada di hustle culture yang kesulitan mengakses kesehatan misal terhalang jarak, waktu, beban kerja dan sebagiannya. (oas/abw)