GPOP-Eksistensi K-Pop di Indonesia telah menjadi fenomena yang mendalam dan meriah. Dari konser-konser megah hingga komunitas penggemar yang berkembang pesat, K-pop telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan musik dan hiburan di Indonesia.
Para penggemar setia tak hanya menikmati lagu-lagu saja tetapi juga mengikuti penampilan idola mereka. Menjadi kiblat anak muda sebagai penggemarnya untuk tampil sama dengan sang idola. Dengan kontribusi besar dari media sosial dan teknologi digital, eksistensi K-pop di Indonesia semakin kuat dan berdampak luas, menciptakan ikatan yang erat antara penggemar dan idola mereka di seluruh dunia.
Hadirnya K-Pop menjadi alasan anak-anak muda yang memiliki bakat dance untuk menyalurkan kebolehannya. Terus menggeluti dance dan menjadikan idol K-Pop sebagai rujukan, anak-anak muda Indonesia semakin geliat menekuni dance.
Muhammad Nizar, dancer Palangka Raya yang sejak kecil sudah menekuni dance kini bisa memperoleh cuan dari hobinya ini. Kebolehannya tampil di berbagai even dan menang lomba, menjadikan seorang dancer tidak hanya sekadar menyalurkan hobi tetapi ladang mengais rejeki.
Member Black Tiger ini mengaku bahwa K-Pop merupakan sesuatu yang ia sukai mulai dari visual sampai ke music. Dance yang ialakukan hasil remake dari gerakan asli dari grup K-Pop.
“Kami remake lagi, agar mempermudah dan dimirip-miripkan aja. Sebenarnya bisa saja sama dengan dance yang asli kalau yang memberikan arahan gerakkannya sama,” ucapnya kepada tim G-Pop.
Ia pun menjelaskan jika crew yang dibuat itu berawal dari berkumpulan orang-orang yang berada di satu grup, dan membuat dance bersama-sama. Ia pun mengatakan bahwa banyak perkumpulan dancer K-Pop yang dapat ditemui dalam sebuah dance cover competition. Terdapat berbagai macam pelatihan dalam dance, bisa bareng teman, ada pula yang prabayar, atau class dancer.
“Kompetitifnya aku lebih tertarik di situ, kalau di dancenya aku punya tujuan entah di dancenya atau makeup nya. Makanya aku suka terdapat goals di dalamnya,” jelas pria yang lahir pada 29 September 2005 ini.
Ia pun menuturkan dengan dance ia bisa tampil diberbagai even, lomba, serta konser K-Pop. Grup mereka pernah menang juara I lomba di Banjarmasin saat mewakili Palangka Raya dance K-Pop dalam event Asia Multi First.
Sementara itu Nur Shafira Musyrifah, sebagai penggemar K-Pop, ia berpesan agar ada keseimbangan antara budaya Korea dan budaya yang ada di daerah Indonesia. Tidak ada masalah dengan hobi sebagai dance K-Pop, tetapi sebagai anak muda juga perlu menjaga dan melestarikan budaya daerah.
“Harus ada keseimbangan. Boleh-boleh saja ngidolain K-Pop, tetapi kita sebagai anak muda juga harus tahu budaya dan kesenian kita sendiri,” ucap perempuan yang lahir pada 11 April 2003 ini. (cho/abw)