GPOP – Sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD), Dian Ariyanti suka mengutarakan perasaannya melalui tulisan. Bahkan sampai sekarang, menulis tetapi menjadi jembatan bagi suasana hatinya. Ada yang sama gak nih, suka curhat di buku diary? Masih tetap lanjut menulis atau justru itu cuman jadi kenangan aja? Hehe.
Dian termotivasi dari ibunya yang pernah menerbitkan buku non-fiksi. Bersyukur, Dian mendapat dukungan dan secara penuh. Dimentori sang ibu, ia dikasih edukasi bagaiman menjadi seorang penulis hingga tahapan untuk bisa menerbitkan buku.
“Berlian Itu Ada Pada Diri Kita”, yap itu adalah judul buku non-fiksi yang berhasil dirinya tulis dan terbit pada tahun 2019 dan dicetak sebanyak 50 buku. Sebuah buku yang memberikan gambaran pemahaman karakter melalui kegiatan rutin religius, gambaran penerapan disiplin yang berkelanjutan dan pemberian ruang untuk kita bisa unjuk kebolehan sebagai sarana melatih mental, sekaligus mengasah bakat dan minat anak.
“Buku itu juga memotivasi setiap kegiatan yang diikuti oleh anak. Aku mau menyampaikan melalui buku tersebut, untuk jangan lupa senyum dan memberikan pelukan hangat dan selalu tampil sebagai figur orang tua yang selalu ada untuk anak, sekaligus menjadi sahabat untuk anak. Sejatinya, harta yang paling berharga adalah keluarga. Diri kita adalah berlian,” kata wanita yang beberapa kali pernah mengikuti lomba menulis tingkat provinsi maupun nasional ini.
Setelah terbit, buku non-fiksi “Berlian Itu Ada Pada Diri Kita”, diberikan kepada perpustakaan daerah di Pangkalan Bun, dan sekolah SMP dan SMA sebagai kenang-kenangan. Bukan cuman itu aja, Dian juga memberikan buku tersebut kepada ibu Nurhidayah yang saat itu menjabat sebagai Bupati Kotawaringin Barat. Lalu, kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kobar, Kapolres Kobar, dan beberapa tokoh lainnya. Bahkan saat pertemuan bersama para penulis Kobar, dirinya manfaatkan untuk melakukan promosi dan merasa bersyukur karena beberapa penulis membeli hasil karya tulisan yang dibuatnya.
Anak muda berprestasi yang lahir di Pangkalan Bun, 19 oktober 2004 ini mengatakan, melalui buku ini ia ingin menegaskan bahwa kita semua adalah berlian, kita unik versi diri kita masing-masing. Buku ini dapat dijadikan rujukan bagi para orang tua dan anak-anak, karena banyak cara memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang berguna bagi kehidupan kita. Menurutnya, keputusan kita hari ini, akan menentukan nasib kita di masa yang akan datang.
“Kadang hati juga iri, karena sadar kalau berkarya aja enggak cukup. Kita harus berjuang lagi untuk mempublikasikan ke khalayak umum. Apresiasi yang diberikan masih minim, padahal apresiasi itu sangat memberikan dukungan besar bagi kami generasi muda dalam berkarya. Untuk sekarang aku baru menerbitkan satu buku non-fiksi aja. Mudah-mudahan kedepannya akan terus berkarya memalui buku,” Imbuh Dian. (novi/abw)