GPOP-“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Ikrar sumpah pemuda tidak hanya sekedar tulisan yang kemudian diikrarkan setiap tahun pada peringatan Hari Sumpah Pemuda. Kalimat yang diikrarkan para pejuang muda saat memperjuangkan bangsa Indonesia memiliki makna mendalam. Bagaimana pejuang muda saat itu, betul-betul menjiwai dalam dirinya atas cinta tanah air Indonesia.
Sudahkah kita anak muda mengimplementasikan ikrar itu? Apakah kita sebagai anak muda hanya penikmat kemerdekaan saja? Kita pemuda Indonesia, merupakan estafet perjuangan para pahlawan kemerdekaan.
Ketua Pemuda Uut Danum M Kadafi Rumin mengatakan, ikrar “kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia” memiliki makna membangkitkan kesadaran kaum muda bahwa kita semua satu bangsa, terlepas dari berbagai latar belakang seperti suku, agama, ras dan perbedaan lainnya. Tetapi kita adalah satu, putra dan putri terbaik bangsa Indonesia yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terbaik kepada bangsa melalui keterampilannya masing-masing.
“Untuk menjaga persatuan Indonesia, tentunya sebagai organisasi pemuda suku, kami mengedepankan motto kami yakni bollum bohadat yang artinya hidup beradat, yang mengedepan norma, etika, adab terhadap sesama, tanpa memandang status sosial dan latar belakang. Kami menjunjung tinggi nasionalisme dan nasionalisme tertinggi menurut kami adalah kemanusiaan,” jelas Kadafi, mahasiwa akhir yang disibukkan dengan menyelesaikan tugasnya.
Pemuda Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tentu memiliki adat dan budaya masing-masing, tentu pemuda sebagai penerus bangsa juga berperan sebagai penerus budaya. Upaya yang dilakukan dengan tetap menghargai satu dan yang lainnya.
“Kita bisa berkaloborasi budaya, bagaimana budaya-budaya ini dapat terlestarikan dan ditampilkan dalam satu agenda kegiatan tetapi dapat melihat Indonesia di dalamnya,” ucap pria kelahiran 26 Oktober 1999 ini.
Ditmbahkan Kadafi, meski berbeda-beda suku dan budayanya, generasi muda perlu menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Cara menunjukan cinta tanah air itu banyak upaya, bisa saja dengan saling berkaloborasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
“Misalnya kegiatan yang sudah kami laksanakan adalah donasi literasi, ada beberapa organisasi kesukuan, organisasi keagamaan dan kemahasiswaan yang memiliki latar belakang berbeda tetapi memiliki niat yang sama. Itu sudah menjadi contoh dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air, melalui cinta kemanusiaan, melalui sadar literasi dan pendidikan,” bebernya kepada tim G-Pop.