GPOP-Hari Kartini identik dengan mengenang jasa pahlawan Indonesia yang memperjuangkan pendidikan tinggi bagi para perempuan. Namun, hari Kartini bukan soal menggunakan baju kebaya, upacara di sekolah atau menyebarkan pamflet ucapan hari Kartini.

Momen hari Kartini menjadi salah satu kesempatan untuk menghargai perempuan dalam bidang pendidikan serta kesetaraan gender. Bagi, banyak perempuan mereka merealisasikan perjuangan R.A. Kartini dengan versinya masing-masing sesuai dengan apa yang mereka impikan.

Siti Wanda Rachmawati menerapkan perjuangan R.A. Kartini dengan terus belajar dan tidak takut untuk bermimpi tinggi. “Sekarang aku bisa kuliah sambil kerja jadi guru les privat anak Tk untuk baca, tulis, hitung dan les privat mengaji,” ujarnya dengan tersenyum hingga matanya menyipit.

Selain memiliki dasar untuk mengajar, Wanda panggilan akrabnya ingin membantu orang lain yang kesulitan dalam hal akademik sekaligus membantu mencukupi kebutuhan orang tuanya. Walaupun bekerja sambil kuliah menguras banyak energi, perempuan kelahiran Palangka Raya ini berusaha membagi waktunya dengan mengatur skala prioritas.

“Menjaga fokus juga jadi tantangan saat lelah bekerja atau sebaliknya kadang konsentrasi jadi berkurang tapi dari tantangan itu aku belajar untuk lebih disiplin, kuat, dan menghargai proses” katanya.

Apalagi saat awal-awal bekerja mahasiswi IAIN Palangka Raya ini sempat kesulitan mengurus anak muridnya yang memiliki karakter berbeda-beda hingga tak jarang sulit untuk di arahkan. “Jadi kadang merasa lelah aja apalagi waktu awal-awal tapi makin kesini aku merasa sudah lebih nyaman karena sudah terbiasa,” tambahnya.

Bagi Wanda, Hari Kartini bermakna sebagai penghargaan kepada Kartini yang telah memperjuangkan peran perempuan dalam lingkungan seperti pendidikan dan pekerjaan. “Aku juga meneruskan perjuangan sosok kartini dengan menempuh pendidikan serta bekerja dengan mandiri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” ungkapnya.

Perempuan dengan hobi menulis ini meyakini pendidikan menjadi kunci dalam segala aspek. “Jadi aku tidak pernah berhenti mencari ilmu secara formal maupun informal sebagaimana perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya kelak,” katanya. (*nda/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter