GPOP-Sampah plastik menjadi salah satu problem besar bagi lingkungan, karena bahannya yang membutuhkan waktu lama untuk terurai dalam tanah. Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari menjadi penyumbang sampah plastik terbesar. Khususnya sedotan plastik yang cenderung disepelekan karena ukurannya yang kecil dan dianggap mudah terurai.
Namun perlu diketahui bahwa sampah barang plastik, kantong plastik atau botol mineral plastik setidaknya memerlukan waktu 450 sampai 1.000 tahun untuk terurai. Hingga saat ini plastik merupakan sampah yang paling lama terurai.
Lingkungan yang tercemar oleh sampah plastik berdampak buruk bagi bumi. Sebagai manusia patutnya kita menjaga kondisi bumi agar dapat ditinggal dengan nyaman.
Saat ini manusia lebih peka dan peduli terhadap lingkungan. Telah banyak gerakan menolak penggunaan plastik sekali pakai. Terbukti di beberapa supermarket sudah meninggalkan kantong plastik dan menggantinya dengan tas belanja.
Yang masih cukup sulit untuk dihindari ialah sedotan plastik. Apalagi kian maraknya beragam minuman manis yang dengan mudah ditemui. Tak bisa dipungkiri bahwa sedotan plastik masih menjadi primadona di kalangan masyarakat.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah beralih ke sedotan purun. Hal ini telah dilakukan oleh Agro Borneo yang memproduksi sedotan purun dari tanaman purun (rumput gambut) di rumah produksinya Jalan Kecipir, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam tanaman purun yang melimpah, pemilik usaha sedotan purun dengan brand Eco Straw oleh rumah produksi Agro Borneo Novanita Puspa Kencana juga memberdayakan petani purun dan masyarakat yang tinggal disekitar rumah produksi sedotan purun.
“Untuk produksi sedotan purun ini terbagi menjadi dua, yaitu di desa oleh petani purun dan dilanjutkan di rumah produksi, karena ini asalnya dari usaha petani purun yang kemudian kami bimbing serta diberikan bantuan alat untuk membuat inovasi sedotan purun. Proses panen tanaman purun, pencucian dan pemotongan sedotan purun dilakukan oleh petani purun baru kemudian di kirim ke rumah produksi,” jelas Novanita.
Pengolahan sedotan purun yang berkualitas tentu tak selesai pada proses pencucian dan pemotongan purun sesuai ukuran sedotan. Salah satu pekerja di rumah produksi Agro Borneo Bambang menjelaskan bahwa sedotan purun yang dikirim ke rumah produksi belum siap dipasarkan. Ia memaparkan masih banyak tahapan yang dilalui agar sedotan purun yang diterima pelanggan ialah produk yang berkualitas tinggi.
“Panen purun oleh petani itu dari hari Minggu sampai Kamis. Nah itu dikirim ke sini biasanya sampai 15 dus sterofoam, kalo dikira-kira satu dusnya sekitar 2.500 bilah. Selanjutnya sedotan purun direbus dengan air yang dicampur rempah untuk menghilangkan aroma tanahnya kemudian dijemur di bawah terik matahari dilanjutkan dengan pembersihan rongga kemudian memfilter kualitas sedotan,” paparnya sambil merapikan sedotan purun.
Sebelum diterima oleh pelanggan, sedotan purun disortir terlebih dahulu sebelum lanjut ke tahap sterilisasi dan pengemasan.
“Saat membersihkan rongga sedotan purun itu disesuaikan dengan ukuran diameternya. Kalo ada yang terlalu kecil itu disingkirkan ya pasti sulit digunakan. Kemudian masuk ke dalam ruang sterilisasi selama 1×24 jam, selesai itu lalu dikemas. Kami mau yang diterima oleh pelanggan adalah sedotan purun terbaik,” tambah Bambang.
Sedotan purun Borneo Eco Straw kini bisa didapatkan hanya dengan Rp12 ribu 000 bungkusnya. Menggunakan inovasi sedotan purun ini tentu akan membawa dampak besar bagi lingkungan karena dapat mengurangi penggunaan sampah plastik.
Kamu bisa temukan sedotan purun ini di akun Instagram @sedotanalamimasakini. Semakin lengkap jika kamu selalu menyiapkan tumblr dan sedotan purun setiap kali bepergian! Yuk segera tinggalkan sampah plastik! (oas/abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter

@2023 All Right Reserved. Designed and Developed by Gpop KaltengPos