Kisah menginspirasi datang dari seorang bidan muda di pelosok Kalimantan Tengah (Kalteng). Kiprahnya sebagai tenaga kesehatan untuk mengabdi di tanah kelahirannya membawa perubahan besar. Inilah Pera Susanti, bidan pertama dan satu-satunya di Desa Rangan Surai, Kecamatan Marikit, Kabupaten Katingan.

 

ANISA B WAHDAH, Palangka Raya

 

BANGUNAN tua berbahan kayu itu menjadi saksi sejarah pengabdian Pera Susanti. Di tempat itulah, sejak ia menapakkan kaki pada tahun 2012 sebagai pegawai tidak tetap (PTT) memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Desa Rangan Surai, Kecamatan Marikit, Kabupaten Katingan.

Pera, sapaanya, mengabdi untuk tanah kelahirannya di Kabupaten Katingan sejak berusia 22 tahun. Keputusan ini ia ambil bukan tanpa sengaja, tetapi memang sudah diniatkan dari awal, ia ingin mengabdi dan memberikan pelayanan kesehatan di tempat ia tinggal.

Ia menyadari, pelayanan kesehatan di pelosok daerahnya masih belum maksimal, bahkan masih ada desa desa di Katingan yang tidak memiliki tenaga kesehatan (nakes). Setelah lulus pendidikan D3 Kebidanan di Potekkes Kemenkes Palangka Raya, pada tahun 2011 ia mencoba peruntungan di seleksi CPNS, namun gagal.

Tahun berikutnya, ia mengikuti seleksi penerimaan pegawai tidak tetap (PTT) bidan penempatan khusus di kriteria daerah sangat terpencil yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Katingan. “Penempatan PTT saat itu di puskesmas pembantu (pustu) yang ada di desa, tidak ada penempatan di puskesmas yang berada di wilayah kecamatan. PTT di sebar di daerah-daerah yang belum pernah ada tenaga kesehatannya,” kata perempuan yang lahir di Tewang Baringin, Katingan.

Menjadi tenaga kesehatan pertama dan satu-satunya di desa itu, Pera hadir tanpa menemukan bangunan untuk pelayanan Kesehatan. Ia ditempatkan di salah satu bangunan tua berbahan kayu yang selama ini difungsikan untuk pelayanan posyandu.

“Alasan saya mengikuti seleksi PTT ini karena penerimaan dilakukan oleh kabupaten di mana saya tinggal, kebetulan desa yang menjadi calon penempatan berada di wilayah kecamatan saya tinggal, saya ingin memberikan pelayanan kesehatan di tanah saya tinggal,” jelas Pera saat dibincangi GPop Kalteng Pos, Rabu malam (19/6).

Pera harus menempuh perjalanan melalui jalur sungai dari tempat ia tinggal di Desa Tumbang Hiran, Kecamatan Marikit menuju Desa Rangan Surai, tempat ia bekerja. Aktivitas ini berjalan setiap hari, pulang pergi menggunakan perahu. Hingga setahun kemudian dibangun penyeberangan kapal veri yang mempermudah akses perjalanan Pera menuju desa tempat ia mengabdi dengan kendaraan darat.

“Memang jarak antara tempat saya tinggal menuju desa tempat bekerja cukup dekat, kalau ke ibu kota kabupaten memang agak jauh, dari kecamatan ke Kasongan itu sekitar 200 kilometer,” tegas perempuan yang lahir pada 10 Oktober 1990 ini.

Selama 11 tahun memberikan pelayanan kesehatan yang bertempat di posyandu, pada tahun 2023 lalu baru dibangun pustu. Tahun ini, Pera genap 12 tahun mengabdi sebagai tenaga kesehatan di sana. Tentu pengalaman luar biasa sudah ia dapatkan.

“Pertama kali saya datang di sana dan membuka pelayanan tidak ada pasien yang datang, karena di sana belum pernah ada nakes sehingga mereka bulum terbiasa dengan kehadiran nakes,” ceritanya.

Selama ini, masyarakat mendapatkan pelayanan dari dukun kampung yang banyak dipercaya oleh masyarakat. Meski masih satu kecamatan dengan tempat ia tinggal, Pera harus beradaptasi luar biasa dengan masyarakat di sana.

“Selama ini persalinan ibu hamil di sana dibantu oleh bidan atau dukun kampung yang biasa dipanggil Mina, sekitar 4-5 bulan saya membuka pelayanan di sana tetapi tidak ada yang datang,” ujarnya.

Ia memutar otak agar bisa mengambil hati masyarakat dan terbuka untuk mendapat pelayanan kesehatan. Akhirnya ia ikut bergabung dengan posyandu yang selama ini sudah aktif berjalan.

“Di Desa Rangan Surai ini meskipun sebelumnya tidak ada nakes, tetapi posyandu sudah berjalan. Di Kecamatan Marikit ini ada 18 desa dan semuanya sudah memiliki posyandu, melalui posyandu ini lah saya masuk,” kisahnya.

Ia memulai pendekatan kepada kader kader posyandu dan mulai membenahi administrasi yang ada. Lambat laun, para kadar mulai terbuka dan Pera pun masuk menjadi kader posyandu. Ia usul kepada kepala desa setempat membentuk bina keluarga balita (BKB). Di sinilah ia memulai strategi selanjtunya. Ia menggandeng bidan kampung untuk ikut terlibat dalam kegiatan BKB ini.

“Strategi ini saya lakukan karena program kesehatan akan mudah saya sampaikan kepada Mina (bidan kampung,red) apabila dia ikut tergabung dalam BKB ini,” tegas bidan 34 tahun ini.

Benar, beberapa waktu tergabung dalam BKB ini, Mina sering mendengar program kesehatan yang disampaikan, akhirnya Mina tidak mau lagi menolong persalinan sampai saat ini. Bahkan Mina lebih terbuka terhadap kesehatan ibu hamil agar mendapat pelayanan kesehatan dari nakes.

“Kalau ada ibu-ibu hamil di desa ini, Mina adalah orang paling cerewet agar ibu-ibu ini segera mendapat pemeriksaan dari nakes,” katanya.

Persalinan dilakukan di puskesmas, apabila ada rujukan hingga ke ibu kota kabupaten/ provinsi, Mina selalu menemani proses persalinan di layanan kesehatan. Meski melalui akses jalan yang cukup berat dilalui. Dari kegiatan posyandu pun, yang awalnya belum berjalan dengan baik, kedatangan Pera memberikan perubahan yang cukup besar.

Hingga pada 2021 lalu Posyandu Desa Rangan Surai mendapat juara pertama pada perlombaan diadakan PKK. Pada 2022 dipercaya mewakili Kecamatan Marikit mengikuti lomba posyandu di tingkat kabupaten dan kembali meraih juara pertama.

“Ternyata strategi yang dulu saya laksanakan berhasil, yakni pendekatan melalui posyandu, karena memang benar bahwa posyandu itu pelayanan paling dasar yang diterima masyarakat di desa, kalau sudah diperbaiki posyandunya maka pelyanan kesehatan lainnya akan mengikuti,” jelas bidan yang saat ini tengah menempuh pendidikan profesi bidan di Potekkes Kemenkes Palangka Raya ini.

Sejak kedatangannya di desa itu, masyarakat masih sangat susah untuk memberikan imunisasi kepada anaknya. Ia pun membuat inovasi “Jari Lisa” yakni kejar sertifikat lima imunisasi dasar. Setiap balita yang mendapat imunisasi dasar lengkap maka akan mendapatkan sertifikat. Inovasi ini bekerja sama dengan lintas sektoral.

Perubahan dan keberhasilan inilah yang membawa Pera Susanti menjadi nakes teladan I bidan puskesmas tingkat Kabupaten Katingan tahun 2021 dan nakes teladan II bidan puskesmas tingkat Provinsi Kalteng tahun 2022. Bahkan kepala Desa Rangan Surai mendapat penghargaan sebagai kepala desa yang mendukung persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.

“Mendukung persalinan di pelayanan kesehatan itu susah luar biasa, itu tantangan terbesar kami di sana,” singkatnya.

Saat ini, antusias pelayanan kesehatan masyarakat di Desa Rangan Surai sudah sangat luar biasa. Masyarakat sudah sangat terbuka dengan tenaga kesehatan dan pelayananya.

“Kalau dulu sudah sakit parah tidak mau berobat, saat ini sakit ringan saja sudah mencari saya untuk berobat,” jawabnya.

Meski suka dan duka sebagai bidan di pelosok ia rasakan. Pera mengakui hal-hal menyenangkan sangat banyak ia dapatkan. Kini ia sudah menjadi bagian keluarga dari masyarakat di desa itu.

“Bahkan, saya pernah ditawari pindah ke puskesmas di kecamatan, saya menolak karena saya sudah nyaman di desa ini, saya sudah menjadi bagian keluarga dari masyarakat di sana,” ujarnya.

Meski,hal-hal menegangkan juga harus dilalui. Akses jalan yang belum maksimal dan jarak ke kota cukup jauh, menjadi tantangannya saat melakukan rujukan ke rumah sakit. Namun, bersyukur dari pasien yang ia layani atau dampingi menuju rujukan, semuanya dapat terselamatkan.

“Mungkin itu bagian dari duka saya selama memberikan pelayanan di desa,” tegasnya.

Di sisi lain, ia juga harus rela hati berbagi waktu antara pengabdian dan keluarga. Dalam memberikan pelayanan ia tak kenal waktu, kapanpun masyarakat memerlukan saat itulah ia juga harus turun tangan.

“Apalagi di desa-desa sebelah masih belum semaunya memiliki nakes, sehingga saya juga harus membantu memberikan pelayanan kesehatan di sana. Tantangan terberat juga saat anak saya masih kecil harus pergi meninggalkannya untuk bertugas,” tutupnya. (*)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter