GPOP-Bidan menjadi salah satu profesi yang mulia di kalangan masyarakat. Melalui profesi ini, pasti akan membantu banyak pihak khususnya ibu-ibu yang hebat dengan memberikan pelayanan asuhan yang tepat. Hal tersebut diungkap oleh mahasiswi berprestasi Poltekkes Palangka Raya Kezia Kristina Komaling.
Kezia mengatakan sejak kecil dirinya tidak terbesit sama sekali ingin menjadi tenaga kesehatan khususnya bidan. Dari kalangan keluarga dekat pun, tidak ada yang berlatar belakang tenaga kesehatan.
Dahulu Kezia berpikir tugas bidan hanya membantu proses melahirkan semata. Namun setelah mempelajari lebih dalam ilmu kebidanan, tugas bidan tidak hanya membantu persalinan. Tugas bidan sangat erat terhadap momen penting kehidupan manusia khususnya wanita. Mulai dari remaja hingga menopause. Selain itu, bidan juga memberikan konseling dan edukasi kepada masyarakat.
“Hal itulah yang membulatkan tekad saya untuk menjadi bidan, suatu saat nanti saya berharap akan menjadi bidan yang baik,” ujarnya saat diwawancarai Kalteng Pos, beberapa hari lalu.
Tujuan Kezia memperdalam ilmu kebidanan sudah ia rangkum menjadi tiga H yakni head, hand dan heart. Pertama ialah head. Yakni pengetahuan. Ia ingin memperdalam ilmu kebidanan melalui sekolah yang dijalani. Agar mempunyai pemahaman yang baik untuk diimplementasikan.
Kedua, hand. Melalui pemahaman dan ilmu yang sudah didapatkan nantinya ingin memiliki keterampilan yang baik dalam hal pelayanan. Ketiga ialah heart, yaitu melayani pasien dengan hati. Tentu poin ini tidak bisa digantikan dengan teknologi apapun, karena profesi bidan pastinya melibatkan perasaan.
Ia mengatakan, semua jurusan kesehatan memiliki hal menarik masing-masing sesuai dengan lingkup asuhan. Menurutnya dengan manjadi bidan, menjadi lebih dekat dengan pasien.
“Karena kami akan menemani pasien dari masa kehamilan, persalinan dan memberikan asuhan terhadap bayi. Menjadi bidan juga dapat menumbuhkan kerja sama tim, karena bidan akan bekerja sama dengan tenaga kesehatan yang lain, semisal dokter, perawat, ahli gigi dan lainnya,” ucap wanita yang menempuh pendidikan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya ini.
Jurusan bidan memiliki materi yang berlimpah, lanjutnya, tentu semua materi tersebut menarik untuk dipelajari dan memiliki pengetahuan yang luas. Selain itu, kerapnya praktik di lapangan membuat terciptanya pengalaman. Melalui praktik ini akan meningkatkan kemampuan dan keahlian.
“Terkadang saking banyaknya materi yang wajib dipelajari dan praktek di lapangan yang wajib diikuti, tentu berdampak kepada terkurasnya tenaga yang ekstra. Semua hal itu saya terima. Asalkan ilmu yang didapatkan itu akan berguna saat menjadi bidan,” tegas perempuan yang lahir di Palangka Raya, 17 September 2004 ini.
Dengan segala pelajaran, ilmu yang telah didapat, ia sangat siap menjadi bidan dengan segala risiko yang mungkin saja terjadi. Tentu itu semua dapat diatasi dengan meningkatkan kompetensi dan ketelitian.
Dalam memperingati hari bidan yang diperingati setiap 24 Juni, ia ingin mengucapkan terima kasih kepada bidan-bidan di luar sana yang telah dan ingin mendedikasikan dirinya untuk menjadi penolong. Bidan adalah profesi mulia dan pahlawan bagi keluarga di Indonesia. “Teruslah menambah wawasan dalam memberikan pelayanan yang terbaik,” pungkasnya.
Kezia Kristina Komaling merupakan mahasiswi berprestasi dengan berbagai penghargaan di antaranya terbaik 1 Mahasiswa Berprestasi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya (2024), terbaik 2 Prestasi Non Kulikuler Mahasiswa Beprestasi Tingkat Regional Kalimantan (2024), terbaik 3 Mahasiswa Beprestasi Tingkat Regional Kalimantan (2024), Gold Medal National Health Polytechnics English Olympic *Bidang Vlog (2023), The Winner Putri Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya (2023), Runner Up 1 Duta Kampus Poltekkes Kemenkes Palangka Raya (2022) dan peserta terbaik menulis puisi tingkat nasional oleh Literasi Kita dan Penerbit Sinar Jaya (2023). (ham/abw)