GPOP-Puisi, dengan segala keindahan dan kekuatannya, menjadi salah satu bentuk komunikasi yang efektif dalam menyampaikan informasi. Meskipun dikenal sebagai bentuk seni yang mengedepankan estetika dan perasaan, puisi juga memiliki daya tarik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan yang mendalam, bahkan dalam konteks yang lebih faktual atau informatif. Puisi, suatu goresan kata yang memiliki makna.
Puisi memberikan ruang bagi kata-kata untuk hidup dan bernyanyi. Melalui irama, metafora, dan pilihan kata yang cermat, puisi mampu mengubah informasi menjadi pengalaman yang tidak hanya bisa dipahami secara intelektual, tetapi juga dirasakan secara emosional.
Lebih dari itu, puisi sebagai bentuk komunikasi juga dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih baik atas kompleksitas informasi. Dalam puisi, ide-ide yang rumit atau berat dapat dibungkus dalam bahasa yang sederhana, namun penuh makna.
Tidak sedikit, anak muda memilih puisi sebagai cara menyampaikan informasi dengan cara yang berbeda.
Yunita Neta Mela, Duta Bahasa terbaik IV Kalteng 2024, terjun menjadi pelaku seni puisi dan menjadikannya sebagai hobi. Dengan bahasa dan isyarat tubuh yang luwes, perempuan berkacamata ini dengan lantang melantunkan bait-bait puisi Joko Pinurbo dengan judul “Kamus Kecil” pada Semarak Bulan Bahasa 2024 beberapa waktu lalu.
“Seputaran membaca, sastra dan bahasa memang sudah sesuka itu,” ungkapnya dengan tersenyum, Selasa (22/10).
Ia mengaku senang dengan hal-hal seputar kebahasaan dan kesastraaan sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ketika itu, Yunita mulai gemar mendengarkan dan membaca puisi. Kegemarannya ini dimulai sejak ia belajar mengenal puisi melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Saat menginjak masa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ia mulai mengikuti kegiatan dari Balai Bahasa Kalteng. Menurutnya, puisi sangat indah karena rangkaian kata dan kiasannya membuat pembaca serta penikmatnya jatuh cinta.
“Selain bahasa dan kiasan terdapat makna dari puisi. Kami ingin menunjukkan sarkasme diberikan dengan bentuk bahasa dan kiasan yang bagus,” tambah perempuan kelahiran Palangka Raya ini.
Perempuan lulusan Program Studi (Prodi) Teknik Informatika ini menyukai karya puisi sejumlah sastrawan Indonesia seperti Joko Pinurbo, Sapardi Djoko Damono dan A.A. Navis. Ia mengatakan bahwa menyukai sosok Joko Pinorbo karena tidak sengaja melihat karya yang ditulis dan penasaran dengan karya-karya lainnya.
Saat unjuk bakat dalam pemilihan Duta Bahasa 2024, perempuan kelahiran tahun 2000 ini menggambar digital sosok yang ia sukai yakni Joko Pinurbo dilanjutkan dengan membaca karya puisinya.
Ia berharap anak-anak muda di Palangka Raya memiliki motivasi dan tekad yang kuat untuk meraih pencapaian yang diinginkan. Sehingga, dapat mengetahui arah yang ingin dituju.
Perpaduan antara suara merdu, alunan musik yang indah dan keindahan kata-kata puisi menciptakan sebuah harmoni yang tak terlupakan. Salah satu pemain musik dan backing vocal musikalisasi puisi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Palangka Raya dalam acara Semarak Bulan Bahasa tahun 2024, Debora Miracle Rinenggo berhasil membuat penonton tepuk tangan saat memainkan gitar dan memberikan harmoni dengan dua penyanyi utama.
Ia mengungkapkan ketertarikannya dalam dunia musikalisasi puisi karena keinginannya untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Debora menceritakan bahwa pertama kali tahun 2023 ia diajak kakak kelasnya untuk ikut andil dalam musikalisasi puisi karena pandai menyanyi dan bermain musik.
“Kalau terjun ke dunia musik sudah dari Sekolah Dasar (SD) karena orang tua pemusik juga” katanya, Selasa (22/10).
Ia juga mengatakan alat musik yang dikuasai yakni gitar dan keyboard. Perempuan dengan hobi menonton film ini juga mulai senang bernyanyi saat masa Taman Kanak-Kanak (TK).
“Awalnya karena orang tua yang meminta dan mendukung karena dulu sering ke Gereja disuruh tampil nyanyi,” tambahnya.
Baginya menyanyi membuat perasaan senang dan hatinya tenang. Biasanya ia akan mengikuti kegiatan musikalisasi puisi dengan tim-tim yang berbeda mewakili sekolahnya. Ia sudah beberapa kali tampil musikalisasi puisi dalam perlombaan atau diundang dalam sebuah acara.
Dalam Semarak Bulan Bahasa tahun 2024 ini tim musikalisasi puisi SMAN 2 Palangka Raya membawakan dua puisi bertajuk Tusuk Gigi karya Soni Farid Maulana dan Soneta Laut karya Subagio Sastrowardoyo.
“Kami pertama kali membuat nadanya selama hampir satu bulan,” kata perempuan kelahiran Palangka Raya ini. Ia juga menambahkan bahwa selama persiapan penampilan ini mereka dibantu oleh guru yang memiliki basic di dunia puisi, drama dan teater.
Menurut perempuan kelahiran tahun 2007 ini pesan yang disampaikan dari puisi Tusuk Gigi melambangkan rasa sayang terhadap alam. Jadi, Tusuk Gigi diumpamakan sebagai pohon yang sudah habis terbakar dan gundul karena manusia sehingga prihatin terhadap keadaan alam.
Sementara, dalam puisi berjudul soneta laut mengenai kerinduan dengan seseorang yang sudah tidak ada di sekitar. “Puisi Tusuk Gigi mengingatkan kita untuk peduli lingkungan sementara soneta laut untuk menunjukkan kesedihan seseorang yang kehilangan orang tersayang,” tambah Debora.
Menurutnya nama tusuk gigi menjadi unik karena memiliki makna yakni pohon dalam judul puisi ini. Sementara, dalam puisi Soneta Laut keunikannya terletak pada lirik lagu yang memiliki banyak kiasan indahnya.
Mereka mengartikan perasaan romantis dan sedih dalam puisi Soneta Laut ini. “Awalnya kami kira puisi ini dari kekasih untuk kekasih ternyata penuh kesedihan karena kerinduan dan jarak jauh yang memisahkan,” ucap perempuan 17 tahun ini.
Saat tim musikalisasi SMAN 2 Palangka Raya membawakan puisi berjudul Soneta Laut ini terdengar bunyi alat musik bernama rain stik yang mengeluarkan bunyi seperti air hujan. “Karena hujan biasanya kita ngerasa sedih,” tutupnya. (nad/abw)