GPOP-Seni teater menuntut kedalaman dan totalitas dari setiap aktor yang terlibat. Di atas panggung, pemeran bukan hanya dituntut untuk menghafal naskah atau menguasai gerakan, tetapi juga sepenuhnya melepaskan identitas pribadinya. Saat seorang aktor melangkah ke atas panggung, dia tidak lagi menjadi dirinya sendiri, dia adalah karakter yang diciptakan dari naskah yang penuh makna.
Proses ini tidaklah mudah, seorang aktor harus meresapi jiwa karakter yang diperankannya, menggali emosi terdalam dan mengekspresikannya dengan cara yang otentik. Mereka harus mampu menghilangkan batas antara diri pribadi dan karakter, menghidupkan tokoh fiksi dengan intensitas dan kejujuran yang seolah-olah karakter tersebut benar-benar nyata.
Melepaskan identitas pribadi ini bukan hanya soal akting, tetapi sebuah transformasi total. Aktor harus mampu mengesampingkan ego, pandangan hidup, bahkan pengalaman pribadi mereka untuk sepenuhnya menjadi sosok lain di atas panggung.
Di sinilah letak keajaiban teater, di mana panggung menjadi dunia baru dan setiap karakter yang dihidupkan membawa penonton untuk mengalami kisah yang berbeda, penuh dengan makna dan perasaan yang mendalam.
Sela Nur Aida seorang pemeran dari panggung teater mengaku bahwa teater bukan hanya sekadar pertunjukan seni biasa, tetapi wadah yang menggabungkan berbagai elemen seni lainnya, seperti musik, tari dan drama. Untuk menciptakan pengalaman yang unik dan mendalam bagi penonton.
“Teater adalah gabungan dari berbagai seni dan tidak semua bentuk seni bisa menghasilkan dampak yang sama seperti teater,” ujar Sela, sapaanya.
Perempuan yang lahir di Palangka Raya 6 Juni 2007 ini mengatakan bahwa salah satu karya teater yang paling menginspirasi baginya adalah Basa, Basi, Bisu.
“Karya berjudul Basa, Basi, Bisu yang paling menginspirasi saya,” ujar Ketua Teater Mahardika ini kepada G-Pop Kalteng Pos, Rabu (21/8).
Menurut Sela, teater ini mampu membangkitkan kesadaran dan mengajak penonton untuk mengevaluasi kembali berbagai masalah sosial yang ada melalui penampilan yang penuh ekspresi dan mendalam.
Dia juga menekankan bahwa di era digital yang serba canggih ini, teater tetap memiliki relevansi yang kuat, terutama dengan dukungan media sosial yang dapat memperluas jangkauan dan mempopulerkan teater di kalangan masyarakat luas.
Sela melihat hal ini sebagai peluang emas untuk memperkenalkan berbagai bentuk teater dari berbagai daerah, menjadikannya lebih dikenal dan diapresiasi. Lebih jauh, Sela menyoroti betapa pentingnya kerja sama di antara para seniman teater untuk menciptakan pertunjukan yang tidak hanya estetis tetapi juga penuh makna.
“Kekompakan dan kepercayaan di antara pemain adalah kunci untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan secara efektif kepada penonton,” ujarnya.
Sela juga berpendapat bahwa teater tidak memiliki batasan dalam mengeksplorasi isu-isu kontroversial, selama pesan yang disampaikan tetap relevan dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
Seni teater itu sangat kompleks dan berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari kita, sehingga tidak ada batasan dalam mengangkat isu apa pun, selama bisa memberikan solusi atau sudut pandang yang bermakna. (rah/abw)