GPOP-Isu lingkungan menjadi hal yang tak ada hentinya diperbincangkan, terutama di Kalteng dengan kekayaan sumber daya alam (SDM) yang melimpah. Menjaga dan melestarikan lingkungan menjadi tugas bersama. Menjadi tanggungjawab setiap orang yang tinggal di sekitarnya.

Anak muda tidak dapat dipisahkan dari perannya sebagai generasi yang seharusnya bisa menjadi penggerak pelestarian alam. Kalau tidak kita anak muda, siapa lagi? Saat ini kita menikmati apa yang telah dijaga nenek moyang kita. Anak muda harus menjadi estafet pelestarian alam untuk masa depan generasi selanjutnya.

Dimulai dari mana? Dari diri kita sendiri, tularkan kepada lingkungan sekitar, kemudian sosialisasikan lebih luas lagi. Mulailah peduli terhadap lingkungan dengan hal terkecil. Kalian pernah nongkrong di kafe? Menikmati segelas minuman dengan sedotan? Sadar nggak? Sedotan plastik yang kalian gunakan itu contoh hal kecil sebagai cikal bakal kerusakan lingkungan? Seberapa sering kalian menggunakan sedotan plastik ini?

First Runner Up Miss Eco Teen Indonesia Keysha Shagita Marlina Alea, menjadi salah satu generansi muda Kalteng sebagai role model peduli lingkungan. Hal kecil yang ia bawa pada ajang nasional ini yakni edukasi penggunaan sedotan ramah lingkungan.

Sedotan purun, sudah mulai dikenalkan di lingkungan masyarakat. Penggunaannya masih belum maksimal. Buktinya masih banyak konsumen yang menggunakan sedotan plastik. Keysha, mencoba memperkenalkan sedotan purun ini ke masyarakat luas.

Purun, tanaman khas Kalimantan Tengah (Kalteng) yang tumbuh di lahan gambut yang sering dianggap merusak ekosistem perairan. Padahal, kini purun sudah banyak disulap oleh tangan-tangan kreatif masyarakat menjadi barang layak guna dan bernilai jual tinggi termasuk dimanfaatkan menjadi sedotan purun.

“Bersyukur pada ajang Miss Eco Teen Indonesia, saya sebagai perwakilan Kalteng dipercaya menjadi juara dua. Miss Eco Teen fokus terhadap lingkungan, dan salah satu advokasi yang saya bawa pada ajang ini yakni sedotan purun, produk ramah lingkungan,” kata Keysha saat dibincangi, Selasa (30/1).

Bukan tanpa alasan, advokasi sedotan purun ia gaungkan di kancah nasional ini karena ia berpikir bahwa produk ramah lingkungan ini sangat penting disosialisasikan secara luas, mengingat penggunaan sedotan saat ini cukup tinggi dalam sehari-hari. Di sisi lain, dengan memperkenalkan lebih luas kerajinan lokal Kalteng ini, maka secara tidak langsung juga mempromosikan produk lokal dan mengangkat UMKM Kalteng.

“Saya menilai bahwa sedotan purun ini belum banyak dikenal oleh masyarakat secara luas, padahal penggunaan sedotan dalam sehari-hari cukup tinggi. Menurut saya penting mengangkat sedotan purun ini menjadi advokasi saya pada ajang pemilihan Miss Eco Teen Indonesia,” ungkapnya kepada G-Pop.

Di sisi lain, ia melihat bahwa sedotan plastik yang penggunaannya cukup tinggi ini memiliki daya tahan yang cukup lama, artinya produk plastik ini susah terurai dan tidak mudah didaur ulang. Untuk itu, menggandeng UMKM lokal, ia bertekad menyosialisasikan dan mengedukasi penggunaan sedotan ramah lingkungan.

“Menggandeng UMKM, saya ingin sampaikan bahwa penggunaan sedotan purun ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga akan meningkatkan UMKM lokal. Selain menjadi sedotan, purun ini dapat diolah menjadi tas, topi, tikar dan produk lainnya yang dapat menghasilkan bagi devisa daerah,” jelas perempuan 18 tahun ini.

Pada ajang pemilihan Miss Eco Teen Indonesia yang berlangsung di Jakarta pada 15 hingga 20 Januari itu, Keysha menyajikan sedotan purun ini pada malam gala dinner. Ia mengajak orang-orang yang hadir pada malam itu mencoba menggunakan sedotan ramah lingkungan.

“Tentu saja, banyak orang tertarik dengan inovasi ini. Miss Eco Teen Indonesia yang fokus pada lingkungan tentu saja mendukung sedotan purun ini untuk lebih dikenalkan lebih luas lagi. Mereka takjub karena ini kali perdana menggunakan sedotan dari tanaman,” jelas perempuan yang bercita-cita menjadi dokter ini.

Bukti kepedulian dan tekadnya dalam mengedukasi dan menyosialisasikan penggunaan sedotan purun, Keysha memulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Siswi SMAN 2 (Smada) Palangka Raya ini juga mengajak seluruh warga Smada Palangka Raya untuk peduli lingkungan dengan tidak menggunakan sedotan plastik.

“Kepala Smada mendukung advokasi ini, saat ini saya membantu menyediakan sedotan purun di kantin sekolah. Sosialisasi ini tidak hanya sekedar ucapan tetapi tindakan nyata yang sudah saya lakukan di lingkungan sekitar,” beber siswi kelas XII MIPA ini.

Sedikit meluas, ia juga akan bekerja sama dengan pemerintah dan pihak swasta terkait untuk mengoptimalkan sosialisasi sedotan purun ini. Melalui media sosial ia juga getol (rajin,red) menyosialisikannya, karena jangkauan media sosial yang cukup luas, diharapkan edukasi ini sampai kepada masyarakat lebih luas lagi.

“Bukan tanpa alasan, peduli lingkungan dengan mengurangi sampah plastik seperti sedotan juga akan mengurangi dampak pemanasasn global,” tegas perempuan yang lahir pada 12 Juli 2006 ini. (abw)

Leave a Comment

Follow Me

KALTENGPOS DIGITAL

Edisi terbaru Kalteng Pos

About Me

Newsletter

@2023 All Right Reserved. Designed and Developed by Gpop KaltengPos