GPOP-Sudah bejalan lebih dari 25 tahun Melie mengolah wadi patin menggunakan resep turun-temurun dari keluarganya. Ibu rumah tangga berdarah Dayak asli ini secara cuma-cuma membagikan resep membuat wadi patin versi keluarganya.
Oiya yang belum tau nih, wadi adalah makanan olahan dari berbagai macam jenis ikan nah biasanya jenis ikan yang digunakan adalah ikan yang berlemak seperti ikan patin. Bisa kok pake jenis ikan lainnya, tapi kata Bu Melie ikan patin yang paling bikin ngiler! Hehe.
“Wadi ini kan makanan fermentasi dari olahan ikan atau daging lainnya, tapi yang paling enak dan laris itu wadi ikan patin. Semakin berlemak semakin sedap rasanya,” jelasnya sambil menyiapkan racikan wadi di dapurnya.
Untuk membuat wadi patin tentunya siapkan ikan patin yang banyak lemaknya ya! Kemudian ikan yang sudah dicuci bersih dikeringkan dan didiamkan satu malam. Hari selanjutnya ikan dilumuri dengan garam dan beras ketan yang sudah disangrai. Proses melumuri ikan dengan garam dan beras ketan yang sudah disangrai ini disebut sumu dalam bahasa lokal. Jika sudah ikan diletakkan dalam wadah sambil dipercikkan air garam agar sedikit lembab dan wadi tidak kering. Diamkan di suhu ruang selama empat hari dan wadi patin siap dinikmati.
“Buatnya mudah, misal ikannya 3 kilo berarti garamnya satu bungkus besar sudah cukup. Saya bias pake garam balok. Boleh aja kalo mau pake garam curah tapi itu yodiumnya tinggi jadi rasanya terlampau asin buat saya,” ungkap Melie.
Selain mengolah wadi untuk dikonsumsi sendiri Melie juga menerima pesanan. Untuk satu kilo wadi patin bisa dibawa pulang dengan harga 80.000 rupiah saja. Bagi yang penasaran ingin mencicipi silakan langsung main ke rumah pengolahan kuliner khas Dayak ini di Jalan Pariwisata Kel. Banturung Kab. Bukit Batu Kota Palangka Raya. (ayu)